Abstrak
Pengembangan Formula Tablet Herbal Antidiabetes dari Tumbuhan Liar Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) H.B.K. dan Uji Keamanannya ( Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun ke-2 dari rencana 2 tahun )
Yasmiwar Susilawati, M.Si., Apt. , Dr. Ahmad Muhtadi, M.S., Apt. , Dr. Marline Abdassah, M.S., Apt.
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Formula Tablet Herbal Antidiabetes, Peperomia pellucida (L.), sasaladaan
Diabetes melitus adalah penyakit degeratif yang prevalensinya terus meningkat, sehingga dibutuhkan perhatian serius untuk menurunkan angka mortalitas. Salah satu alternatif penanganan diabetes melitus adalah dengan memanfaatkan herbal untuk mengontrol kenaikan gula darah. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa herba Sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) H.B.K.) dapat menurunkan dengan signifikan gula darah tikus yang diiduksi aloksan. Tumbuhan ini prospektif untuk dikembangkan sebagai obat antidiabetes karena aktivitasnya yang tinggi. Tumbuhan ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di berbagai daerah di Indonesia terutama pada musim hujan. Penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk memformulasi ekstrak herba sasaladaan dalam sediaan tablet dengan metode kempa langsung (Muhtadi, Susilawati, Abdassah, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk tablet telah memenuhi persyaratan kualitas, namun kurang stabil pada penyimpanan dan jumlah tablet yang harus dikonsumsi untuk mencapai efek terapi masih terlalu besar, yaitu 7-8 tablet/hari. Penelitian tahun pertama telah dilakukan pengujian aspek keamanan ekstrak herba sasaladaan dengan melakukan uji toksisitas akut dan toksitas subkronik. Kemudian pada tahun kedua dilakukan penelitian aspek pengembangan sediaan tablet, yaitu dengan melakukan pemurnian ekstrak. Pemurnian dilakukan dengan cara kromatografi cair vakum (KCV) sehingga akan diperoleh ekstrak yang mengandung lebih tinggi komponen kimia yang aktif antidiabetes. Sehingga dengan membuat formula tablet herbal dari ekstrak yang dimurnikan, maka akan diperoleh ekstrak yang lebih tinggi kandungan komponen aktifnya, karena terjadi pemisahan antara komponen aktif dan komponen tidak aktif melalui sistem KCV. Ekstrak yang telah dimurnikan kemudian dibuat formulasi tablet sehingga akan dihasilkan tablet yang lebih tinggi kandungan ekstrak alctifnya. Tablet yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas antidiabetes nya sehingga diketahui berapa dosis ekstrak yang dimurnikan tersebut yang memberikan aktivitas antidiabetes terbaik. Selain itu perlu dilakukan evaluasi sediaan tablet yang dihasilkan agar tablet memenuhi persyaratan kualitas seperti yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia jilid IV, 2008. Pada penelitian ini diketahui bahwa hasil pemumian ekstrak sasaladaan dengan cara Kromatografi Cair Vakum diketahui bahwa senyawa aktif bersifat antidiabetes terletak pada fraksi 3 dan 4, sehingga diperoleh jumlah ekstrak yang dimurnikan sebesar 13,83 gram (rendemen 7,68%). Dari hasil pengujian aktivitas antidiabetes ekstrak yang dimurnikan diketahui bahwa dosis 75 mg/kg BB, merupakan dosis yang menunjukkan aktivitas antidiabetes paling baik pada tikus jantan galur Wistar. sehingga didapatkan dosis sehari makan tablet sebesar 840 mg. Ekstrak sasaladaan (Peperomia pellucida (L.) Kunth) yang dimurnikan dapat dibuat menjadi sediaan tablet yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia dan United States Pharmacopeia dengan kadar ekstrak 21.54%, 18.46%, dan 16.15%. Hasil pengujian tablet menunjukkan ketiga formula memenuhi kriteria tablet dengan kualitas baik. Formula 3 dianggap sebagai formula tablet yang tepat dengan konsentrasi ekstrak yang paling besar yaitu sebesar 21,5%. Hasil analisis lcromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa komponen kimia pada ekstrak masih terdeteksi pada sediaan tablet setelah melalui tahapan formul.