Abstrak
Cerita Bersahaja Dari Tengah Rimba
I.Tajudin (Tim Peneliti Sosial Budaya Subkorwil V)
Universitas Padjadjaran, Proceeding Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, Penerbit Buku Jawa Pos Group, PT JePe Press Media Utama ISBN : 978-602-206-400-8
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Proceeding Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, Penerbit Buku Jawa Pos Group, PT JePe Press Media Utama ISBN : 978-602-206-400-8
Bogani Nani Wartabone, Media, Provinsi Gorontalo, Sosial Budaya
Dua-tiga puluh tahun telah berlalu untuk menyaksikan pemandangan ini; warga berkumpul di salah satu rumah orang paling berpunya di kampung. Perhatian tertuju pada satu kotak menyala yang menampilkan gambar bergerak; pesawat televisi! saat itu televisi Baru bisa menayangkan gambar hitam putih dari satu-satunya stasiun televisi, TVRI. Namun, pemandangan serupa sampai kini masih bisa kami, Tim Peneliti Sosial Budaya Subkorwil Bone Bolango saksikan di Pinogu, kecamatan yang berada dalam kawasan Taman Nasional (TN) Bogani Nani Wartabone, Provinsi Gorontalo. Televisi hanya ada di rumah pak camat dan warung. Menonton bersama di rumah pak camat bebas biaya. Namun, siaran televisi yang kini berwarna dengan pilihan dari berbagai stasiun itu ditentukan oleh tuan rumah, Wajar saja. gratis tak boleh protes! Sedangkan bila menonton di kios, jadwal siaran yang akan ditonton sudah disampaikan sebelumnya oleh pemilik kios sehingga warga bisa memilih waktu untuk menonton. Warga membayar Rp. 1.000,- untuk sekali menonton – lama menonton tidak ditentukan. Biaya itu dipakai untuk membeli bensin yang menhidupkan genset (generator listrik). Satu liter bensin Rp. 15.000,- cukup untuk 2-2,5 jam. Sedangkan mereka membutuhkan 2-3 liter perhari.