Abstrak
Cerita Dari Negeri Sombaya Ri Gowa
I.Tajudin (Tim Peneliti Sosial Budaya Subkorwil V)
Universitas Padjadjaran, Proceeding Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, Penerbit Buku Jawa Pos Group, PT JePe Press Media Utama ISBN : 978-602-206-400-8
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Proceeding Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, Penerbit Buku Jawa Pos Group, PT JePe Press Media Utama ISBN : 978-602-206-400-8
Bugis-Makassar, Gowa, Sosial Budaya
Kerajaan Gowa yang berkembang pesat pada abad ke-16 merupakan peletak dasar struktur sosiai-budaya sukubangsa Makassar yang biasa disebut Bugis-Makassar. Ketika itu Gowa diperintah Tumapa’risi-kallonna yang sangat terpuji karena perilaku dan kecerdasannya Orang-orang Makassar menempati beberapa kabupaten dan kota di pesisir Sulawesi Selatan-Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Bantaeng, Pangkajene, Bulukumba bahkan hingga ke Pulau Selayar. Dalam Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 di Subkorwil VIII Gowa, Tim Peneliti Sosiai-Budaya menyambangi Kabupaten Gowa, Bulukumba, dan jeneponto, Peristiwa Malino berdarah bermula dari penolakan masyarakat terhadap pembentukan Negara Indonesia Timur di Malino oleh Van Mook pada Konferensi Malino, 15-25 Juli 1946, Ketika itu, warga Malino yang kini masuk dalam Kabupaten Gowa tetap ingin mempertahankan NKRI. Dengan bersenjatakan tombak, keris, bambu runcing dan kurang lebih 10 pucuk senjata api rampasan dari jepang untuk para pemimpin, sekitar 700 laskar rakyat berusaha menyerbu dua markas pertahanan Belanda-Angkatan Laut Belanda (Koninklijk Morine) dan Angkatan Darat Kerajaan Belanda (Koninklijk Nederlandsche Indische Leger, KNIL)