Abstrak
Seleksi Plasma Nutfah Jawawut Tumpangsari dengan Ubi Jalar Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Tahun ke 2 dari rencana 3 tahun Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi)
Prof. Dr. Ir. Yuyun Yuwariah, MS., Prof. Dr. Ir. Tati Nurmula, Ir. Aep Wawan Irwan, MP.
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
jawawut, Tumpangsari, ubi jalar
Jawawut salah satu tanaman serealia sumber karbohidrat yang sangat panting untuk dikembangkan. Tujuan penelitian jangka panjang untuk mengembangkan plasma nutfah tanaman jawawut (Setaria spp.) yang berdaya hasil tinggi dan toleran terhadap cekaman tumpangsari dengan tanaman pangan lain seperti ubi jalar. Kegunaan penelitian akan diperoleh plasma nutfah tanaman jawawut yang berdaya hasil dan toleran terhadap cekaman turnpangsari dengan tanaman pangan lain seperti ubi jalar. Program pengembangan tanaman jawawut terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) eksplorasi plasma nutfah jawawut dari Provinsi Papua, Bengkulu, Surnatara Selatan, dan Jawa Barat, (2) karakterisasi dan seleksi plasma nutfah jawawut berdasarkan karakter morfoiogi dan kandungan nutrisi, (3) teknologi budidaya tumpangsari untuk meningkatkan daya basil persatuan luas (4) Prosesing biji jawawut menjadi tepung dan produk olahan. Tahun 1, Seleksi plasma nutfah jawawut toleran terhadap lingkungan tumpangsari dengan ubi jalar. Penelitian dirancang dalam bentuk eksperimen di lapang. Percobaan di tata dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 23 aksesi jawawut terseleksi yang berasal dari Propinsi Bengkulu, Jawa Barat dan Papua yang ditumpangsarikan dengan ubi jalar. Perlakuan 23 genotip jawawut tersebut digunakan sebagai perlakuan yang diulang dua kali. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad Kampus Jatinangor, dengan ketinggian tempat 799 m di atas permukaan laut. Bahan tanaman genotip jawawut di tanam di lapang dengan sistem one row in plot (satu genotip ditanarn dalam barisan). Plasma nutfah jawawut terpilih yang digunakan adalah genotip #44; #20; 08; #6; #10; #3; #7; #14; #19; #16, #30, #9, #39, #47, #48, #46, #31, #5, #32, dan #12, sedangkan ubi jalar sebagai tanaman sela adalah kultivar cilembu (aksesi 206). Pengurnpulan data dilakukan secara manual Analisis statistik dilakukan uji-F (anova) dan untuk menguji perbedaan perlakuan (perbedaan genotip) dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 % dan analisis kluster data morfotogi dengan menggunakan UPGMA (Unweigjted Pair Group Method with Aritmathic Means) dengan fungsi Simqual melalui program NTSYS pc2,1, Berdasarkan hasil analisis kluster 23 genotip jawawut pada pertanaman tumpangsari dengan ubi jalar koefisien ketidak samaan 1.17 eugen, sedang pada pertanaman tunggal 23 genotip jawawut koefisien ketidak samaan 1.05 eugen. Genotip #39, #44, #46, dan #47dan #48 memiliki karakter komponen hasil dan hasil lebih baik pada pertanaman tumpangsari dan tunggal dibandingkan genotip lainnya.