Abstrak RSS

Dinamika Iklan Pengobatan Alternatif Di Televisi

Dinamika Iklan Pengobatan Alternatif Di Televisi
Dadang Rahmat Hidayat
Universitas Padjadjaran, Jurnal Kajian Komunikasi ISSN 2303-2006 Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Kajian Komunikasi ISSN 2303-2006 Volume 3, Nomor 2, Desember 2015
, , , , , , ,

Tayangan iklan yang mempromosikan produk obat-obatan dan layanan kesehatan makin marak di televisi, baik televisi lokal maupun televisi berjaringan. Ada iklan spot namun sebagian besar lebih panjang dari bi- asanya (lebih dari 15, 30 atau 60 detik) seolah-olah menjadi program siaran tersendiri yang berbeda dengan tayangan iklan spot. Meskipun memiliki durasi siaran yang panjang, hampir semua iklan obat-obatan dan layanan kesehatan ternyata tidak memberikan informasi medis yang cukup lengkap. Melalui kajian Siaran Iklan Kategori Pengobatan Alternatif yang menggunakan metode deskriptif analitis, diharapkan sedikit ban- yak analisis yang berorientasi pada penerapan Pedoman Penyelenggaraan Penyiaran (P3) dan Standar Pro- gram Siaran (SPS) Komisi Penyiaran Indonesia sebagai implementasi Undang-undang Penyiaran, akan men- jadi dasar utama penyusunan kajian ini serta penerapan Etika Periklanan Indonesia/EPI. Penerapan peraturan perundang-undangan lain (Misalnya: Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang Kesehatan, dan lain-lain) diharapkan akan memberikan kontribusi lebih penting di dalam mewujudkan terselenggara- nya siaran iklan kategori obat dan kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai konsumen maupun insan-insan yang menjadi stakeholder siaran iklan kategori ini. Hasil dari analisis ini didapatkan bahwa se- bagian besar iklan pengobatan alternatif menggunakan blocking time tersebut melanggar beberapa ketentuan di dalam P3SPS atau Etika Periklanan, antara lain sering menggunakan kata-kata superlatif, menjanjikan penyembuhan dan informasi yang ada tidak lengkap atau sengaja disembunyikan serta merendahkan pro- duk-produk lainnya.

Advertisement promoting medicinal products and health services has increased in intensity on television, either local or networked television. There is an ad spot for medicinal products of health services but most of them are longer than usual (the duration of more than 15, 30 or 60 seconds) as if they were their own differ- ent broadcasting programs in comparison to commercials spots. Although they have a long duration, almost all advertisement of medicines and health services do not provide a complete medical information. Through the study of Advertisement Broadcast in the Category of Alternative Medicine that uses descriptive analyt- ical method, it is expected that an analysis-oriented of the implementation of Guidelines for Broadcasters (P3) and the Broadcasting Standards Program (SPS). Indonesian Broadcasting Commission as the result of implementation on Broadcasting Law, will be the main basis of this study along with the implementation of Indonesia Advertising Ethics/ EPI. Application of other legislation (for example: the Consumer Protection Act, the Health Act, etc.) are expected to contribute more important in the realization of the broadcasting medicinal advertising category which will be beneficial for the consumers and society as well as people who become stakeholders for this category. The results of this research show that the majority of alternative medicine products have been using ad blocking time, which violated several provisions in the P3SPS or Ad- vertising Ethics. The use the word superlative words, healing promises and incomplete or deliberately hidden information and lowering other products.

Download: .Full Papers