Abstrak RSS

Studi Deskriptif Mengenai Self-esteem Pada Cosplayer Remaja Di Jakarta Usia 13-18 Tahun

Studi Deskriptif Mengenai Self-esteem Pada Cosplayer Remaja Di Jakarta Usia 13-18 Tahun
Astari Widyanti Anggarini
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, ,

Cosplay adalah kegiatan mengenakan kostum, wig, dan akesesoris untuk merepresentasikan suatu karakter (Rosenberg & Letamendi, 2013). Pelaku cosplay dinamakan cosplayer. Cosplay merupakan salah satu pilihan kegiatan yang dapat dilakukan oleh remaja. Kegiatan cosplay banyak digandrungi oleh remaja di Jakarta. Masa remaja adalah masa dimana mayoritas individu memiliki self-esteem rendah dan mencoba berbagai macam hal. Self-esteem adalah evaluasi dimensi diri individu secara global (Harter, 1999). Self-esteem dipengaruhi oleh diskrepansi antara kompetensi dan importance suatu dimensi serta dukungan yang di terima oleh individu dari orang tua, teman, atau significant other. Terdapat 8 dimensi specific self-esteem/ self-concept yang dimiliki oleh remaja: scholastic competence, social competence, athletic competence, physical appearance, job competence, romantic appeal, behavioral conduct, dan close friendship. Melihat bahwa cosplayer perlu membandingkan dirinya dengan karakter fiksional, cosplay mulai banyak dilakukan oleh remaja, dan penelitian mengenai cosplay, khususnya dalam psikologi, masih sedikit, maka peneliti ingin mengetahui gambaran self-esteem cosplayer usia 13-18 tahun. Usia tersebut dipilih dikarenakan mayoritas cosplayer data awal mulai melakukan cosplay ketika SMP/ SMA. Metodologi yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi Self-Perception Profile for Adolescence oleh Susan Harter revisi 2012. Alat ukur terbagi menjadi dua: Who am I (45 item) dan Importance (16 item). Reliabilitas yang diukur menggunakan cronbach alpha menghasilkan angka reliabilitas who am I sebesar 0.88 dan importance sebesar 0.63. Validitas yang digunakan adalah expert review dan EFA. Hasil penelitian ini adalah cosplayer remaja di Jakarta merasa tidak/ kurang puas dengan dirinya dan kehidupan yang dijalani. Terdapat perbedaan alasan untuk melakukan kegiatan cosplay pada cosplayer self-esteem rendah, sedang, tinggi. Perubahan diri pada kehidupan sehari-hari setelah mengikuti kegiatan cosplay juga berbeda pada cosplayer self-esteem rendah, sedang, dan tinggi. Dimensi yang dianggap penting adalah job competence, behavioral conduct, dan scholastic competence. Cosplayer remaja mendapatkan dukungan dari orang tua, teman, atau significant others untuk melakukan cosplay.

Download: .Full Papers