Abstrak
Road Map Pembangunan Tanaman Pangan Kota Banjar Kedele
Dr. Ronnie S. Natawidjaja (Ketua Tim), Tomy Perdana, SP., MM., Dede Mahmiludin, Ir., MSi., Dani Esperanza, SP., MM., Gema Wibawa, SP., Andri Rakhmansyah, SP.
Universitas Padjadjaran, Kerjasama Kuasa Swakelola antara Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Banjar dengan Pusat Kajian Kebijakan Pertanian dan Agribisnis Universitas Padjadjaran.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Kerjasama Kuasa Swakelola antara Dinas Pertanian Ketahanan Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kota Banjar dengan Pusat Kajian Kebijakan Pertanian dan Agribisnis Universitas Padjadjaran.
kedelai, Kota Banjar, pembangunan tanaman pangan
Kedele (Glicyne max soya) bagi bangsa Indonesia merupakan komoditas yang sangat akrab sejak jaman dahulu. Kedele bagi masyarakat Indonesia memberikan kontribusi besar daam memenuhi gizi masyarakat melalui produk olahan terutama tahu dan tempe yang sudah sangat akrab di masyarakat. Bagi Kota Banjar Kedele merupakan salah satu unggulan untuk dikembangkan. Ditinjau dari aspek pengusahaan dan penggunaan hasilnya, Kedele digunakan salah satu sebagai bahan pangan yang mengandung gizi tinggi. Kebutuhan Kedele terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan permintaan bahan baku industri tempe dan tahu. Saat ini Indonesia mengalami permasalahan dalam menjaga ketersediaan kedele untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Saat ini Indonesia banyak mengimport kedele terutama dari Amerika Serikat. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri ternyata tidak mencukupi laju permintaan kedele yang meningkat terus-menerus, saat ini satu-satunya jalan saat ini dalam rangka memenuhi defisit terhadap kebutuhan akan kedele adalah import. Sebagai bahan baku pembuatan tempe saja, setiap tahun Indonesia membutuhkan sekira 2,4 juta ton kacang kedelai. Indonesia sendiri hanya mampu menyediakan sekira 1,02 juta ton atau 42.5%, sedangkan sisanya 57,5% atau sekira 1,38 juta ton, terpaksa mengimpor dari luar, khususnya dari Amerika Serikat. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan industri tahu.