Abstrak
Gambaran Dimensi Religiusitas Pada Remaja yang Terlibat Kasus Hukum Pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas IIA Bandung
Rizki Mulia Prasetiawati
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Adolesents, Glock and Stark, Glock dan Stark, juvenile deliquence, Juvenille Deliquency, LPKA Bandung, religiousity, religiusitas, remaja
Penelitian ini berjudul “Gambaran Dimensi Religiusitas Pada Remaja yang Terlibat Kasus Hukum Pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas IIA Bandung”. Latar belakang dari penelitian ini didasarkan pada fenomena meningkatnya kasus kriminalitas remaja. Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa korelasi antara kenakalan remaja dengan religiusitas adalah berbanding terbalik. Artinya jika remaja dengan religiusitas tinggi cenderung rendah dalam melakukan kriminalitas, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengungkapkan dimensi religiusitas mana yang paling memberikan pengaruh terhadap kriminalitas remaja berdasarkan teori religiusitas dari Glock dan Stark (1965). Glock dan Stark mendefinisikan religiusitas berdasarkan dimensi kepercayaan, peribadatan, perasaan, konsekuensi, dan pengetahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-eksperimental deskriptif kuantitatif. Responden yang terlibat sebanyak 150 remaja laki-laki berusia 14-20 tahun, beragama islam dan tinggal di LPKA IIA Bandung. Alat ukur penelitian berupa kuesioner yang berisi 66 item mengenai lima dimensi religiusitas dan diisi secara mandiri dan klasikal. Analisis data menggunakan teknik statistika sederhana seperti jumlah, rata-rata, dan presentase. Penelitian ini menghasilkan 145 responden atau sekitar 96% memiliki religiusitas tinggi. Sedangkan hanya 5 responden atau 4% memiliki religiusitas rendah. Empat dimensi religiusitas yaitu dimensi kepercayaan, peribadatan, perasaan, dan konsekuensi memiliki sebaran skor rata-rata yang relatif tinggi yaitu 70% – 95%. Sedangkan pada dimensi pengetahuan skor berkisar 50% – 67%. Hal tersebut memberikan arti bahwa skor pengetahuan masih perlu ditingkatkan. Peningkatan dimensi pengetahuan ini meliputi pembekalan pengetahuan yang bukan sekedar pada tahap tahu namun memahami.
This research entitled “The Description of Dimensions of Religiosity in Adolescents involved in criminal legal issues in Lembaga Pembinaan Khusus Anak Class IIA Bandung (LPKA Bandung). The research based on phenomenon that point out about juvenile deliquency was increased. Some researchs conculed there was negative correlation among religiousity and juvenile delinquency. It means, if a adolescents has high religousity so the tendency of criminality was low, and like that too opposite. Therefore, the researcher attempt to revealed which the significant dimension that most influential to juvenile delinquency according to the Glock and Stark theory (1965). Glock and Stark defined religiosity grounded on five dimension that was belief religiosity, practice religiosity, knowledge religiosity, experience religiosity and consequence religiosity. This research used quantity description non-experimental approach. Respondent that participate totaled 150 of men adolescents, aged 14-20 years old, a muslim, and live in LPKA IIA Bandung. The instrument of data was a questionnaire which contained 66 items. The questionnaire filled classically and self administration. The data analysis used simple statsistical techniques that was sum, average, and presentation. This research resulted 145 respondent or 96% has high Religiosity and only 5 respondent or 4% has low religiosity. Four dimension that was belief religiousity, practical religiousity, experience religiousity, and consequence Religiosity has a relatively high score distribution at 70%- 95%. While on the knowledge Religiosity scores at 50% – 67%. It means that the knowledge Religiosity still to be improved. The dimension of knowledge can be improved not only know but understand.