Abstrak
Peranan Imunomodulator Untuk Penanganan Penyakit
Rovina Ruslami, dr., SpPD., Ph.D
Universitas Padjadjaran, Simposium Nasional Herbal Medik “Pemanfaatan Praktis Herbal Medik dalam Pelayanan Kesehatan tanggal 7 Januari 2012 Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Simposium Nasional Herbal Medik “Pemanfaatan Praktis Herbal Medik dalam Pelayanan Kesehatan tanggal 7 Januari 2012 Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
imunomodulator, penyakit, sistem imun
Sistem imun sangat berperan dalam patogenesis suatu penyakit. Hampir semua penyakit berhubungan dengan sistem imun, apakah itu suatu infeksi, inflamasi, penyakit autoimun, maupun keganasan. Hal ini menandakan sistem imun bisa berubah, dan sekaligus juga dapat dimodulasi dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan imunomodulator. Sehingga saat ini immunomodulator mempunyai posisi yang cukup prospektif dalam pengobatan suatu penyakit. Immunomodulator adalah zat/ substansi yang dapat mempengaruhi sistem imun, baik yang berefek menekan (disebut immunosupresan), berfek meningkatkan (disebut immunostimulan) respon imun, atau menyebabkan jaringan menjadi tidak responsif terhadap suatu antigen (disebut tolerogen). Immunosupresan mempunyai peranan besar dalam transplantasi organ dan dalam pengendalian penyakit autoimun. Mereka adalah golongan inhibitor sel T spesifik, sitotoksik (antiproliferatif), glukokortikoid, dan antibodi. Sedangkan imunostimulan dipakai dalam mengatasi penyakit dengan imunodefisiensi, seperti HIV/ AIDS dan keganasan. Mereka adalah antara lain levamisole, thalidomide, BCG, dan sitokin rekombinan. Dan yang terakhir, tolerogen yang membuat jaringan menjadi tidak responsi terhadap antigen, banyak berperan dalam transfusi sumsum tulang. Kebanyakan obat tidak bersifat spesifik terhadap satu target reseptor saja, sehingga hendaklah dipahami bahwa suatu imunomodulator bisa saja bersifat sebagai imunosupresan dan sebagai imunostimulan pada saat yang bersamaan pada target yang berbeda dalam suatu sistem imun. Produk yang bukan merupakan suatu komponen kimia tunggal, seperti ekstrak herbal dan produk tidak murni, bahkan bisa memberikan efek yang lebih bermacam-macam. Saat ini, banyak sekali bahan alam yang diketahui mempunyai efek immunomodulator, tergantung dari teknik ekstraksi khusus yang digunakan. Pengembangan immunomodulator harus melewati rangkaian penelitian yang menyeluruh dan sistematis (uji pre-klinik dan uji klinik), sehingga memberikan data tentang keamanan dan manfaat klinis yang valid bagi para dokter maupun pasien. Penemuan dan pengembangan imunomodulator baru diharapkan dapat melengkapi pengobatan yang sudah tersedia saat ini.