Abstrak
Peristilahan Politik Arab Dalam Bahasa Sunda: Kajian Semiotik Bahasa Bidang Politik
Tubagus Chaeru Nugraha
Universitas Padjadjaran, International Seminar on Language Maintenance and Shift (LAMAS) 6 August 9, 2016 (Conference Proceeding ISSN 2540-8755
Inggris
Universitas Padjadjaran, International Seminar on Language Maintenance and Shift (LAMAS) 6 August 9, 2016 (Conference Proceeding ISSN 2540-8755
Bahasa Arab, Bahasa Sunda, Semiotik bahasa politik
Wilayah Timur Tengah atau dunia Arab merupakan salah satu wilayah terpenting dan strategis dalam memahami permasalahan dunia internasional. Hal ini disebabkan antara lain wilayah ini sebagai tempat konflik dan persaingan antar negara besar untuk memperebutkan sumber daya alamnya. Bangsa Indonesia dengan keberlimpahan kekayaan alam serta keberagaman budaya dan bahasa perlu memahami apa yang sedang terjadi di wilayah ini agar dapat mengambil hikmah kebijaksanaan. Sesuai dengan tema sentral LAMAS 2016 “Empowering families, schools, and media for maintaining indigenous languages” serta tujuan lanjutan dari Seminar Internasional ini berupa „the roles of the institutions in maintaining and revitalizing indigenous languages‟. Maka penulis mencoba memberikan kontribusi dengan mengambil kasus bagaimana merevitalisasi peran bahasa pribumi, yaitu aplikasi kajian semiotik bahasa tentang peristilahan politik Arab dalam bahasa Sunda. Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat, penelitian ini dilakukan dengan tiga langkah. Pertama, metode penyediaan data secara deskriptif dilakukan dengan metode simak. Data diambil dari terjemahan dalam bahasa Sunda buku mu’ja:mu ‘l-‘iba:ra:ti ‘l-siya:sati ‘l-hadi:tsati (A Dictionary of Modern Political Idiom) dan Afka:ru ‘s-siya:sah (Political Thoughts). Kedua, untuk analisis digunakan pendekatan eklektika semiotik bahasa linguistik fungsional, hasilnya diolah secara kualitatif kemudian diinterpretasi untuk memperoleh model kajian semiotik bahasa bidang politik (SBP). Harapannya, SBP dapat membantu memahami hakikat konstelasi internasional, walaupun konstelasi setiap negara tidak tetap, selalu berubah tergantung kuat lemahnya pengaruh, kualitas hubungan negara dan pasang-surutnya relasi tersebut. Ketiga, penyajian hasil analisis dilakukan dengan dua cara, yaitu formal dan informal. Metode penyajian formal berupa perumusan kaidahkaidah melalui tanda dan lambang, sedangkan metode penyajian informal berupa eksplanasi biasa. Hasil penelitian berupa peristilahan fikrah (konsep/pamikiran dasar), thariqah (metode/ padika), khiththah (strategi) dan uslub (tata cara) politik Arab dalam bahasa Sunda. Pertama, dalam peristilahan fikrah yang diekspresikan dalam frase nominal dan frase adjectival ditransliterasikan dengan teknik penyerapan istilah (loan translation) dan penyesuaian budaya sasaran (translation term). Demikian pula pada peristilahan thariqah politik, dengan kedua proses tersebut dapat mempermudah penutur dan petutur bahasa Sunda berkomunikasi dalam bidang politik. Ketiga, peristilahan khiththah politik bA lebih kompleks dan diekpresikan dengan berbabagai frase dan klausa bS. Keempat, uslub politik bA diekspresikan dengan klausa dan kalimat bS.