Abstrak RSS

Tata Laksana Jalan Napas pada Pasien Trauma Maksilofasial, Cedera Kepala Ringan, Fraktur Tulang Cervikal, Fraktur Depressed Terbuka dan Fraktur Basis CRANII

Tata Laksana Jalan Napas pada Pasien Trauma Maksilofasial, Cedera Kepala Ringan, Fraktur Tulang Cervikal, Fraktur Depressed Terbuka dan Fraktur Basis CRANII
Reza Widianto Sudjud, Suwarman, Meilani Patrianingrum
Universitas Padjadjaran
Indonesia
Universitas Padjadjaran

Jalan napas yang aman penting bagi pasien trauma. Kesalahan dalam mengelola jalan napas dapat berujung pada morbiditas dan mortalitas. Pengelolaan jalan napas pada pasien trauma maksilofasial merupakan tantangan tersendiri. Terlebih pasien ini sering kali dijumpai mengalami cedera kepala dan cedera pada tulang cervikal. Pada laporan kasus ini dibahas laki-laki, 41 tahun, datang ke RS Dr. Hasan Sadikin dengan keluhan luka di daerah kepala dan wajah akibat kecelakaan lalu lintas. Pasien ini selain menderita trauma maksilofasialis, pula dengan cedera kepala ringan, fraktur depressed terbuka lebih dari satu tabula, cedera cervical inkomplit dan fraktur basis cranii.Teknik penguasaan jalan napas pada pasien ini adalah dengan spontaneous breathing yang dicapai dengan pemberian propofol secara bertahap dan gas inhalasi Sevofluran. Sedangkan untuk mencegah gejolah hemodinamik saat laringoskopi diberikan Fentanyl. Untuk mencegah terjadinya flexi leher saat laringoskopi intubasi, maka dilakukan manual in-line stabilization.Waktu dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan jalan napas seringkali membawa perbedaan yang bermakna antara hidup dan matinya pasien. Pada kasus dimana penguasaan jalan napas sulit, teknik intubasi yang dipilih adalah yang seorang anestesi paling kuasai dan dirasakannya nyaman. Kedua faktor ini lebih relevan ketimbang pilihan teknologi.

Establishing a secure airway in a trauma patient is essentials. Any flaw in airway management may lead to grave morbidity and mortality. Maxillofacial trauma presents a complex problem with regard to the patient’s airway. Moreover, this patient sometimes accompanied with head injury and fracture cervical.In this case report, we reported male, 41 years old, came to the hospital Hasan Sadikin General Hospital with complaints wounds in the head and face as a result of traffic accidents. This patient suffered trauma maksilofasialis with addition of minor head injuries, open fractures depressed more than one tabula, incomplete cervical injury and skull base fractures. Management airway in this patient is spontaneous breathing that is achieved by administering propofol and gas gradually Sevoflurane inhalation. Meanwhile, to prevent hemodynamic disturbances during laryngoscopy Fentanyl was given. The manual in-line stabilization was performed to prevent neck flexion when laryngoscopy intubation. In cases where airway is difficult to manage, intubation technique chosen is the one that anesthesiologist most felt comfortable. Both of these factors are more relevant than the choice of technology.

Download: .Full Papers