Abstrak RSS

Identifikasi dan Manajemen Cedera Pembuluh Darah Mayor Selama Tindakan Laparoskopi

Identifikasi dan Manajemen Cedera Pembuluh Darah Mayor Selama Tindakan Laparoskopi
Wiryawan Permadi, Dedy Hendry
Universitas Padjadjaran, Prosiding Kongres Nasional IV Indonesian Gynecological Endoscopy Society Makassar 2015
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Prosiding Kongres Nasional IV Indonesian Gynecological Endoscopy Society Makassar 2015
,

Insidensi komplikasi yang berkaitan dengan prosedur laparoskopi berkisar antara 1/1000 – 12,5/1000. Di Negara Finlandia terdapat 256 kasus cedera pembuluh darah pada saat laparoskopi dare 70.607 kasus. Negara Belanda melaporkan 145 kasus cedera pembuluh darah mayor dare 25.764 kasus.i.2-Salah sate dari komplikasi prosedur laparoskopi yang paling serius adalah adanya cedera pada pembuluh darah mayor. Kejadian komplikasi ini adalah 0.1% – 64% dari seluruh prosedur laparoskopi atau I diantara 1000 intervensi. Sebagian besar komplikasi terjadi pada tahap awal langkah laparoskopi (proses pneumoperitoneum dan memasukkan trocars). Cedera jarang terjadi karena pembakaran kauter monopolar. Pembuluh yang paling umum cedera selama laparoskopi adalah aorta, arteri iliaka, dan vena cava inferior. Satu hal yang hat-us diingat bahwa aorta bifurkasio berada setinggi vertebra L4, yang sesuai dengan krista iliaka anterior. Arteri iliaka kanan terkena cedera pada saat melintasi garis tengah. Hal ini penting untuk mendiagnosis cedera vaskular sesegera mungkin karena prognosisnya yang berat. Manajemen komplikasi cedera vaskular mayor membutuhkan hemostasis cepat dan efektif (awalnya dengan tangan bukan dengan klem pembuluh darah). Untuk cedera peinbuluh darah besar, operasi hams segera diubah dare pendekatan laparoscopy ke open laparotomy dalam rangka untuk mendapatkan kontrol vaskular proksimal.

Download: .Full Papers