Abstrak
Teknik Pencitraan Cavum Uteri Dan Tuba; Saline-Infusion Sonohysterography, Color Doppler Sonohysterosalpingography & 4D Transvaginal Ultrasound Gel Instillation Sonohysterography
Tono Djuwantono, Ruswana Anwar, Dian Tjahyadi, Mulyanusa A Ritonga
Universitas Padjadjaran, Buku Panduan Kursus Kompetensi Ultrasonografi Transvaginal Dan Sonohisterosalpingografi Pada Bidang Infertilitas Editor : Nanang Winarto Astarto, Tono Djuwantono, Wiryawan Permadi, Mulyanusa Amarullah, Ritonga Dian Tjahyadi, Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (HIFERI) Bandung 2011
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Buku Panduan Kursus Kompetensi Ultrasonografi Transvaginal Dan Sonohisterosalpingografi Pada Bidang Infertilitas Editor : Nanang Winarto Astarto, Tono Djuwantono, Wiryawan Permadi, Mulyanusa Amarullah, Ritonga Dian Tjahyadi, Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (HIFERI) Bandung 2011
Evaluasi kavum uteri, infertilitas, media kontras, Saline-infusion sonohysterography, ultrasonografi 4 dimensi
Evaluasi kavum uteri dan tuba merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan infertilitas yang dahulu banyak mempergunakan histerosonografi (HSG) namun saat ini telah berkembang hingga dipergunakannya teknik Saline-infusion sonohysterography (SIS) karena sifatnya yang mullah, murah dan cepat dalam melakukan evaluasi. Kenyamanan bagi pasien merupakan salah satu pertimbangan dikembangkannya teknik ini. Teknik evaluasi ini telah dapat mendiagnosis kelainan kongenital pada kavum uteri seperti septum uterus, uteru bikornis, dan lain-lain dengan sensitivitas 77,8% dan spesifisitas 100%. Dalam pengembangannya, teknik ini juga dapat menilai adanya perlekatan pada kavum uteri, polip endometrium,i penebalan difus endometrium dan leiomioma uteri submukosa atau intramural. Hasil penelitian terhadap penggunaan SIS hampir seluruhnya mendekati kesempurnaan meskipun masih berbeda satu sama lain mengingat perbedaan metodologi penelitian yang digunakan. Pengembangan terkini dari SIS adalah dengan penggunaan media kontras mulai dari penggunaan udara sebagai kontras hingga gel hydroxyethlyeellulose. Penggunaan media distensi yang lebih kental maka distensi optimal kavum uteri dapat tercapai dengan volume kontras kurang lebih 4-6 ml. Keunggulan penggunaan gel ini adalah media distensi yang dipergunakan tidak cepat menghilang. Pencitraan dengan teknologi 4D yang dihasilkan lebih baik menggambarkan kondisi kavum uteri dibandingkan dengan SIS. Hanya saja pada gambaran 4D gumpalan darah dapat menyerupai gambaran polip karena gumpalan darah tidak terbilas oleh media gel, dalam hal ini SIS memberikan gambaran yang lebih baik. Komplikasi akibat tindakan ini beberapa diantaranya adalah hipotensi, PID, nyeri sedang hingga hebat, dan endometritis dengan jumlah yang sangat keel!. Perkembangan teknik evaluasi cavum uteri dan tuba menggunakan USG transvaginal akan semakin berkembang, hal ini memungkinkan klinisi mendiagnosis secara lebih baik dan akurat yang pada akhirnya akan berdampak pada keberhasilan terapi yang diinginkan. Kenyamanan pasien dalam menjalani prosedur pemeriksaan hams juga menjadi bahan pertimbangan. Komplikasi pemeriksaan meskipun jarang terjadi tetap hams diwaspadai. Keterampilan melakukan SIS, Sono HSG dan 4D GIS memerlukan pelatihan dan standarisasi sehingga perbedaan interprestasi hasil pemeriksaan dapat semakin dikurangi.