Abstrak 
Transvaginal Ultrasonografi pada Kehamilan Ektopik
Tono Djuwantono, Dian Tjahyadi
Universitas Padjadjaran, Buku Panduan Kursus Kompetensi Ultrasonografi Transvaginal Dan Sonohisterosalpingografi Pada Bidang Infertilitas, Editor : Nanang Winarto Astarto, Tono Djuwantono, Wiryawan Permadi, Mulyanusa Amarullah, Ritonga Dian Tjahyadi. Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (HIFERI) Bandung 2011
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Buku Panduan Kursus Kompetensi Ultrasonografi Transvaginal Dan Sonohisterosalpingografi Pada Bidang Infertilitas, Editor : Nanang Winarto Astarto, Tono Djuwantono, Wiryawan Permadi, Mulyanusa Amarullah, Ritonga Dian Tjahyadi. Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi (HIFERI) Bandung 2011
Kehamilan Ektopik, Transvaginal Ultrasonografi
Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai implantasi ovum yang telah difertilisasi di luar lapisan endometrium uterus. Kehamilan ektopik menjadi salah satu masalah utama bagi wanita pada masa usia reproduktif dan diketahui telah menjadi penyebab kematian terkait dengan kehamilan pada trimester pertama. Kehamilan ektopik yang tidak diobati dapat menyebabkan perdarahan yang serius, infertilitas, dan kematian. Kehamilan ektopik pertama kali dijelaskan pada abad ke-11, kehamilan ektopik biasanya bersifat fatal. John Bard dari New York adalah orang yang pertama kali melakukan pembedahan abdominal untuk kehamilan ektopik pada tahun 1759. Akan tetapi, angka kelangsungan hidup pasien yang menjalani pembedahan saat abada ke-18 agaknya kurang menguntungkan. Pasien yang tidak diberi terapi pembedahan memiliki kelangsungan hidup yang lebih tinggi daripada pasien yang menjalani pembedahan. Namun, dengan adanya perbaikan anestesi, antibiotik yang diberikan, dan transfusi darah pada abad ke-20 maka angka kematian menurun secara signifikan. Risiko kematian akibat kehamilan ektopik menurun dari 35.5 menjadi 2.6 kematian per 10.000 kasus meskipun insiden kehamilan ektopik meningkat empat kali lipat (2). Dengan adanya sonografi transvaginal yang memiliki resolusi tinggi, bersamaan dengan penggunaan uji serum human chorionic gonadotropin subunit p (13- hCG) maka diagnosis yang cepat dan akurat dapat dilakukan secara runtin.