Abstrak
Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi Keluarga Pada Siswa SMAN 1 Jatinangor Yang Berasal Dari Keluarga Ekonomi Rendah
Mohamad Okta Reza, Dr. Anissa Lestari Kadiyono, M.Psi
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
kemiskinan, resiliensi keluarga, siswa sma
Keluarga miskin cenderung tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setelah SMA atau bahkan putus sekolah karena terkendala biaya. Kemiskinan merupakan salah satu penyebabnya. Siswa SMAN 1 Jatinangor yang berasal dari keluarga ekonomi rendah dihadapkan pada sejumlah masalah biaya hidup hingga biaya pendidikan namun dapat berhasil bertahan untuk terus tetap melanjutkan pendidikan anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran resiliensi keluarga pada siswa SMAN 1 Jatinangor yang berasal dari keluarga ekonomi rendah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental deskriptif kuentitatif. Penelitian ini dilakukan pada 66 siswa SMAN 1 Jatinangor yang berasal dari keluarga ekonomi rendah. Alat ukur yang digunakan adalah modifikasi dari alat ukur Walsh Family Resilience Questionnare (WFRQ) berdasarkan konsep resiliensi keluarga oleh Froma Walsh (2006). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convinience sampling. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner WRFQ yang dimodifikasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat resiliensi keluarga siswa SMAN 1 Jatinangor yang berasal dari keluarga ekonomi rendah sebesar 50% tergolong tinggi dan sebesar 50 % tergolong sedang. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan skor total resiliensi keluarga pada responden berada dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa siswa SMAN 1 Jatinangor yang berasal dari keluarga ekonomi rendah memiliki keluarga yang dapat bertahan dan bangkit kembali dari situasi yang membuatnya sulit, terutama diakibatkan oleh kemiskinan.