Abstrak
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Teripang Laut (Stichopus horrens) Asal Langkawi, Malaysia terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A Isolat Klinis
Tiana Milanda, Arif Satria Wira Kusuma, Ragavendra Ravee
Universitas Padjadjaran, Farmaka Vol. 14 No. 2, 2016. ISSN : Printed : 1693-1424, Onlione: 2089-9157
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Farmaka Vol. 14 No. 2, 2016. ISSN : Printed : 1693-1424, Onlione: 2089-9157
Demam tifioid, Salmonella paratyphi A, Salmonella typhi, Sea Cucumber (Stichopus horrens), Teripang Laut (Stichopus horrens), typhoid fever
Demam tifoid merupakan salah satu penyebab penting morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia oleh aktivitas mikroorganisme, seperti Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A. Salah satu sumber dari alam bahari yang digunakan untuk mencegah penyakit tifioid adalah Teripang Laut Gamat (Stichopus horrens). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi Teripang Laut (Stichopus horrens) serta menentukan fraksi teraktif, dan mengetahui Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) dari bahan uji terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A isolat klinis. Tahap penelitian meliputi determinasi bahan laut dan penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia, uji aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, uji aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi teraktif, penapisan fitokimia ekstrak dan fraksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Teripang Laut memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi ATCC 786 dan Salmonella paratyphi A isolat klinis pada konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%. Ekstrak ini berupa bentuk kristal, berwarna kuning keemasan, berbau amis, dan berasa asin dengan rendemen 6.625% (b/b) dan kadar air 5% (v/b). Fraksi teraktif dari ekstrak tersebut adalah fraksi etil asetat. Aktivitas antibakteri tersebut diduga berasal dari senyawa dari golongan alkaloid, flavanoid, saponin, monoterpenoid dan sequiterpenoid. Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan teknik perforasi dan penentuan KHTM serta KBM dengan metode mikrodilusi dengan fraksi yang teraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) untuk fraksi etil asetat Teripang Laut Gamat adalah pada rentang 10%-20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) untuk fraksi etil asetat Teripang Laut Gamat adalah 20% (b/v) terhadap kedua bakteri uji.
Typhoid fever is an important cause of morbidity and mortality worldwide by the activity of microorganisms, such as Salmonella typhi and Salmonella paratyphi A. One of the natural marine resources that are used to prevent diseases tifioid is Sea Cucumber (Stichopus horrens). This study aims to determine the antibacterial activity of ethanol extract and fractions Sea Cucumber (Stichopus horrens) and to determine the most active fractions, and knowing Growing Minimum Inhibitory Concentration (KHTM) and Minimum Kill Concentration (MBC) of the test material against Salmonella typhi and Salmonella paratyphi A. The research phase includes the determination of marine materials and preparation of crude drugs, extraction of crude drugs, antibacterial activity test extracts, fractionation extract, test the antibacterial activity of extracts and fractions determination Inhibitory concentration Growing Minimum (KHTM) and concentration Minimum Kill (KBM) fractions most active, phytochemical screening extracts and fractions. The test results showed that the ethanol extract of Sea Cucumber has antibacterial activity against Salmonella typhi and Salmonella paratyphi A at a concentration of 20%, 30%, 40%, 50%. This extract in the form of a crystalline form, golden yellow, smelling and salty taste with a yield of 6,625% (w/w) and moisture content of 5% (v/w). The most active fraction of the extract is a _fraction of ethyl acetate. The antibacterial activity of the compounds thought to have come from alkaloids, flavonoids, saponins, monoterpenoid and sequiterpenoid. The method used is agar dijfusion method with perforation technique and determination KHTM well as KBM with microdilution method with the most active fraction. The results showed that Grow Minimum Inhibitory Concentration (KU M) to ethyl acetate fraction Sea Cucumber is in the range 10%-20% (w/v) of the second test bacteria. Minimum Kill Concentration (KBM) for the ethyl acetate fraction of Sea Cucumber is 20% (w/v) of the second test bacteria.