Abstrak
Pemanfaatan Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia Pendans) Sebagai Antijerawat
M. Irfan Adi Permana, Tiana Milanda., Angga Prawira Kautsar
Universitas Padjadjaran, Jurnal Ilmiah Farmasi Indonesia Farmaka, Volume 8 Nomor 1, April 2010, ISSN : 1963-1424
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Ilmiah Farmasi Indonesia Farmaka, Volume 8 Nomor 1, April 2010, ISSN : 1963-1424
acne, ant nest, cream, jerawat, krim, Myrmecodia pendens, sarang semut
Adanya infeksi bakteri pada jerawat akan membuat keadaan jerawat semakin parah. Bakteri yang turut memperparah keadaan jerawat diantaranya adalah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Di Indonesia terdapat bermacam tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri, diantaranya adalah tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendans) yang berasal dari daerah Wamena, Papua Pada penelitian ini dilakukan formulasi krim antijerawat dari ekstrak tumbuhan sarang semut. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan dan determinasi tumbuhan, ekstraksi, skrining fitokimia, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM), formulasi krim antijerawat, pemeriksaan zat aktif sediaan dengan metode Kromatografi lapis tipis, uji stabilitas, uji aktivitas sediaan, uji keamanan, dan uji cemaran mikroba sediaan. KHTM ekstrak yang didapat terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus adalah 0,8% dan untuk bakteri uji Staphylococcus epidermidis adalah 0,4%. Berdasarkan hasil orientasi basis yang dilakukan maka dibuat sediaan krim jenis minyak dalam air yang mengandung ekstrak tersebut dengan 3 konsentrasi yang berbeda yaitu 1,6%, 2,4% dan 3,2%. Hasil pengujian kualitas sediaan setelah penyimpanan 56 hari menunjukkan bahwa krim antijerawat yang dibuat memiliki aktivitas terhadap bakteri uji, viskositas yang baik, pH yang baik, angka cemaran mikroba yang aman, dan tidak menyebabkan iritasi.
The presence of bacterial infection in the acne will make it worse. The bacteria that also aggravate acne conditions such as Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis. In Indonesia there are many plants that have antibacterial activity, including the plant-ant nest (Myrmecodia pendans) found in Wamena, Papua. In this research antiacne cream of plant extract ant nest is formulated. The method performed in this study is collecting and determinating plant, extraction, phytochemical screening the determination of minimum inhibitory concentration (KHTM). formulation of antiacne cream, active substance of preparation assay with thin layer chromatography method, stability test, antibacterial activity test of the cream, security test, microbial contamination test. Minimum growth inhibitory concentration (KHTM) extract obtained against bacteria Staphylococcus aureus is 0.8% and to bacteria Staphylococcus epidermidis was 0.4%. Based on the orientation result of the cream base, then cream with type of oil in water containing the extract with 3 different concentrations 1.6%, 2.4% and 3.2% were formulated. Results obtained from quality test of preparations after 56 days of storage showed that the antiacne cream have activity against the bacteria, good viscosity, good pH, safe, and did not cause irritation.