Abstrak
Pendampingan Kelembagaan dan Pembinaan Teknis Masyarakat Anggota Community-Based Environmental Monitoring (CBEM) di Tiga Kelurahan
Dr.rer.nat. Martha Fani Cahyandito, SE, MSc., Yeni Listiani, S.Si., M.Si.
Universitas Padjadjaran, Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi Pemerintah Kota Cimahi, Laporan Penelitian Tahun Anggaran 2010
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Kantor Lingkungan Hidup Kota Cimahi Pemerintah Kota Cimahi, Laporan Penelitian Tahun Anggaran 2010
cimahi, Community-Based Environmental Monitoring (CBEM)
Kehidupan manusia akan senantiasa bergantung kepada jasa yang diberikan oleh biosfer dan ekosistemnya. Biosfer merupakan hasil penggabungan dari seluruh kehidupan di muka bumi. Komposisi atmosfer, tanah, siklus hara melalui udara dan air serta aset ekologi lainnya merupakan hasil dari proses-proses kehidupan dan semuanya dipertahankan dan dilengkapi oleh ekosistem yang hidup. Manusia, walaupun telah memiliki kebudayaan dan teknologi yang tinggi, pada akhirnya akan sangat tergantung kepada aliran jasa ekosistem tersebut. Rusaknya ekosistem akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas lingkungan biotik dan abiotik, misalnya; terhadap sumber daya air berupa meningkatnya run off, sedimentasi bahkan rusaknya beberapa sungai utama, danau maupun waduk. Kota Cimahi, adalah kota kecil dengan aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam bidang jasa maupun manufacture. Tingginya aktivitas tersebut, merupakan dampak dari adanya industri besar (sekitar 170) dan padatnnya transfortasi (29.590 unit/ hari) serta tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 2,63% per tahun. Kondisi ini menjadikan Kota Cimahi, sebagai kota kecil yang rentan akan permasalahan kebutuhan prasarana dasar seperti air bersih, udara bersih, tempat tinggal layak huni dll. Hal lain yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat Kota Cimahi adalah penempatan mereka sebagai subjek pembangunan yang turut menentukan arah kehidupan.