Abstrak
“Age is just a Number”: Tubuh selebritas yang [tidak] Menua (Tubuh dalam dailymail.co.uk)
Aquarini Priyatna Prabasmoro
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
ageing women, idealil[ized] beauty, kecantikan ideal, Media, perempuan berumur, youth culture
Dominasi youth culture terutama dalam media mebuat perempuan yang sudah “berumur” harus menegosiasikan femininitasnya, terutama berkenaan dengan tubuh dan seksualitasnya, dengan konstruk kecantikan ideal. Menurut Davis, femininitas normatif mula-mula ditandai oleh tubuh, yang disebut sebagai norma-norma “system of cultural beauty” (1995: 50) Dalam kerangka sistem kecantikan kultural ini dapat diajukan bahwa ada dua wacana penting, yakni kecantikan sebagai opresi dan kecantikan sebagai sebuah ruang resistensi. Di sisi lain, Bordo (1995c) dan Davis (1995) berpendapat bahwa kecantikan adalah bentuk wacana kultural yang harus dipahami dengan mempertimbangkan aspek gender dan kekuasaan. Di dalam kerangka sistem kecantikan kultural ini, Bordo (1995: 55) mengajukan apa yang disebutnya sebagai “collective cultural fantasy”, yaitu fantasi bahwa manusia dapat melepaskan diri dari pembusukan/penuaan dan kematian. bahwa tubuh perempuan adalah situs tempat berbagai wacana femininitas diungkapkan, jika tidak dipaksakan. Paper ini memibahas bagaimana ‘passing’ dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mentransendensi kondisi diri sebagaimana termanifestasikan dalam fakta seorang perampuan berumur yang terlihat jauh lebih muda. Saya berkesimpulang bahwa dalam banyak artikel di dailymail, kemudaan merupakan standar baku nilai menarik tubuh perempuan, yang ditandai dengan kata-kata seperti: svelte, enviable, yummy mummy, toned, looking younger, youthful. Saya juga berpendapat bahwa tubuh perempuan di atas 40 tahun dituntut untuk sama dengan tubuh perempuan dalam standar femininitas normatif.
The domination of youth culture, particularly in the media, has forced ageing women to negotiate their femininity, especially in regards with the body and sexuality, with the construct of idealized beauty. As Davis argues normative femininity is predominantly marked by the body in relation to what is coined as “system of cultural beauty” (1995: 50). In the framework of system of cultural beauty, there are two important discourses to understand how women’s bodies are to be perceived, namely beauty as oppression and beauty as a potential space for resistance. On the other hand, Bordo (1995c) and Davis (1995) are of the opinion that beauty is a form of cultural discourse that needs to be understood by taking into account the notions of gender and power. Within the system of cultural beauty, Bordo (1995: 55) proposes what she coins as “collective cultural fantasy”, namely the fantasy that human beings can escape from deteroriation, ageing and death, and that women’s bodies are the site where varied forms of femininities are projected, if not enforced. This paper discusses how ‘passing’ can be signified as a capacity/capability to transcend the bodily condition of the self as manifested in ageing women who pass as young. I conclude that the articles in daily mail constructs youthfulness as the normative standard of a woman’s appeal, marked by words such as: svelte, enviable, yummy mummy, toned, looking younger, youthful. I also maintain that in dailymail, ageing women’s bodies are demanded to perform the dictate of normative beauty and femininities.