Abstrak
Dinamika Maskulinitas Dan Femininitas Dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Eka Kurniawan (Dynamic of Masculinity and Femininity in Eka Kurniawan’s “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”)
Denti Permata, Aquarini Priyatna, Lina Meilinawati Rahayu
Universitas Padjadjaran, Metasastra, Vol. 9 No. 1, Juni 2016: 13—24
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Metasastra, Vol. 9 No. 1, Juni 2016: 13—24
Eka Kurniawan, female masculinity, gender, maskulinitas perempuan, tomboyism, tomboyisme
Artikel ini mengkaji dinamikamaskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.Teks novel ini menampilkan tokoh perempuan bernama Iteung mengalami kekerasan seksual oleh gurunya ketika duduk di bangku SD. Efek dari kekerasan seksual tersebut membuat dirinya tumbuh menjadi perempuan tomboy. Semenjak itu, perilakunya selalu berubah-ubah kadang feminin kadang pula maskulin. Kajian ini dilandasi dengan teori maskulinitas perempuan dan tomboyisme Halberstam (1998). Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap tomboy Iteung merepresentasikan bentuk negosiasinya terhadap budaya patriarki yang telah melecehkannya.
This article analyzes the dynamic of masculinity and femininity in Eka Kurniawan’s Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. This novel depicts female character named Iteung, who was sexually abused by a teacher, when she was in elementary school. The effect of that sexual abuse made her growing up as a tomboy woman. Since then her behavior always changed, ei t her somet i mes f emi ni ne or ot her t ime mascul ine. Thi s st udy uses t he t heory of Female Masculinity Theory and Tomboyism by Halberstam (1998). The result of the research shows that Iteung’s tomboy character represents negotiation form towards patriarchy, which has harassed her.