Abstrak RSS

“I Am A Woman”: Portraying Womanhood In The Auto/Biography Of An Indonesian Transsexual Celebrity ( “Aku Perempuan”: Penggambaran Nilai-nilai Keperempuanan dalam Auto/Biografi Selebritas Transeksual Indonesia)

“I Am A Woman”: Portraying Womanhood In The Auto/Biography Of An Indonesian Transsexual Celebrity ( “Aku Perempuan”: Penggambaran Nilai-nilai Keperempuanan dalam Auto/Biografi Selebritas Transeksual Indonesia)
Aquarini Priyatna
Universitas Padjadjaran, Metasastra, Vol. 8 No. 2, Desember 2015: 211—224
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Metasastra, Vol. 8 No. 2, Desember 2015: 211—224
, , , , , , , ,

Paper ini mendiskusikan femininitas di dalam auto/biografi selebritas transeksual “Aku Perempuan: Jalan Berliku Seorang Dorce Gamalama” (2005). Auto/biografi ini diterbitkan tahun 2005. Auto/biografi bukan sekadar merayakan karirnya tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk menegaskan identitas dirinya sebagai perempuan. Saya berargumentasi bahwa peran feminine yang dituntut dari selebritas perempuan dapat juga di[per]tunjukkan oleh seorang transeksual seperti Dorce Gamalama tetapi dengan tuntutan ditampilkannya bentuk femininitas yang lebih meyakinkan dibandingkan yang dituntut dari selebritas yang secara biologis dilahirkan perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca secara dekat, mencermati struktur auto/biografi serta wacana yang ditampilkan. Analisis saya atas auto/biografi Dorce Gamalama ini menunjukkan bahwa persoalan makna perempuan sejati muncul berulang sejalan dengan perjuangan subjek auto/biografis dalam mengklaim identitas feminine yang otentik melalui tubuh, seksualitas dan peran femininnya sebagai ibu dan istri. Penegasan mengenai identitas sebagai perempuan sejati sangat erat dikaitkan dengan Islam sebagai kerangka beragama lokal di Indonesia.

This paper examines femininity in the auto/biography of a transsexual celebrity, “Aku Perempuan: Jalan Berliku Seorang Dorce Gamalama” (2005). Her auto/biography was published in 2005. The auto/biography is not so much about celebrating her career as it is about endorsing her womanhood. I argue that these feminine roles expected of female celebrities can be performed by a transsexual (M2F) person as Dorce Gamalama but with the need to create a more convincing form of femininity than is required of a “natural” female celebrity. This research is conducted by reading the text closely, paying attention to the structure and the discourse presented. My examination of Dorce’s auto/biography shows that this question about being a real woman recurs as the auto/biographical subject struggles to claim an authentic feminine identity through her body and sexuality as well as through the feminine roles of motherhood and wifehood. This assertion of being a real woman is tightly connected to Islam as Indonesian local religious frame.

Download: .Full Papers