Abstrak
Identitas Queer dalam Enough Rope
Aquarini P. Prabasmoro, Ekaning Krisnawati, Eva Tuckyta Sari
Universitas Padjadjaran, Uvula Jurnal Sastra Vol. 3 No. 2 November 2005 ISSN 0125-9407
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Uvula Jurnal Sastra Vol. 3 No. 2 November 2005 ISSN 0125-9407
Feminis, Identity, Queer
Penelitian ini sejak awal disemangati oleh perspektif feminis, dan karena itu landasan pijak kami adalah teori feminis untuk melihat konstruksi subjektivitas perempuan dibangun dalam masyarakat dan budaya. Pembicaraan ini kami rasa sebaiknya dimulai dari konsep awal yang melihat adanya pembedaan/perbedaan konstruk bagi laki-laki dan perempuan, yakni apa yang disebut sebagai konsep seks dan gender. Sebagai konsep besar yang mendasari gerakan serta pemikiran feminisme [liberal], “gender” muncul terutama bersamaan dengan dicetuskannya konsep pembedaan seks dan gender yang ditulis oleh Gayle Rubin (1975) dalam esainya Traffic in Women: Notes on the “Political Economy” of Sex. Meskipun demikian, pendekatannya sendiri sudah lama terbentuk. John Stuart Mill, misalnya, dalam esai panjangnya The Subjection of Women, yang ditulis tahun 1861 dan terbit tahun 1869, melihat bahwa salah satu penyebab opresi terhadap perempuan adalah pengatribusian fakta biologis perempuan menjadi identitas dan peran kultural yang kemudian dianggap “natural” atau “common” – “biasa”. Ia menunjukkan bahwa seringkali apa yang dianggap “kodrati” atau “natural” adalah kultural dan sosial. Misalnya, menurutnya, anggapan bahwa kiprah perempuan di dunia publik adalah tidak sesuai dengan kodrat atau tidak alamiah sesungguhnya tidak lebih daripada pendapat bahwa hal tersebut “tidak biasa”. “Tidak biasa” atau “uncommon” bukanlah perkara biologis atau kodrati melainkan perkara kultural sosial dan karena itu “kebenarannya” tidaklah mutlak.