Abstrak RSS

Rancangan Intervensi Pengembangan Perilaku Prososial Berbasis Kognitif Dan Empati Pada Siswa Sekolah Dasar

Rancangan Intervensi Pengembangan Perilaku Prososial Berbasis Kognitif Dan Empati Pada Siswa Sekolah Dasar
Azizatul Adni, S.Psi, Dr. Retno Hanggarani Ninin, M.Psi, Drs. Amir Sjarif Bachtiar, M.Si
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
, , , , ,

Anak berusia 6 tahun, Ryan, memiliki inisiatif dan membantu membuat sumur untuk bisa menyalurkan air bersih (ryanswell.ca). Pada tahap perkembangan yang sama, siswa kelas 2 SD melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal (metro.sindonews.com). Kedua fenomena tersebut menunjukkan bahwa pada anak perilaku positif dan negatif memiliki kemungkinan yang sama untuk dapat muncul. Hasil pengambilan data awal menunjukkan bahwa perilaku bullying juga muncul pada siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar. Hasil pengambilan data awal menunjukkan terlihat adanya perilaku memukul, mendorong, mengejek, memberikan julukan, mengasingkan, melempar barang dan menyebarkan berita yang tidak benar mengenai siswa lain. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku agresi merupakan prediktor terbaik adanya keterlibatan dalam tindak kriminal mendatang. Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa perilaku prososial memiliki hubungan dengan perilaku agresi. Adanya pengaruh dari perilaku agresi, dan hubungan perilaku prososial dengan agresi maka diasumsikan peningkatan perilaku prososial dapat digunakan untuk mengurangi munculnya perilaku agresi. Dalam upaya meningkatkan perilaku prososial, maka perlu untuk memfokuskan pada determinan tertentu. Berdasarkan hasil pengambilan data awal, penelitian ini akan difokuskan pada determinan kognitif dan empati yang bertujuan untuk melihat peran dari masing-masing dalam kemunculan perilaku prososial. Pendekatan kualitatif dengan metode story completion digunakan dalam penelitian ini. Peneliti melakukan interview kepada 21 siswa dengan rentang usia 10-11 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 82 respon prososial yang muncul dari total 84 respon. Dimensi dari determinan kognitif yang paling banyak berperan yang dijadian sebagai alasan dari munculnya perilaku prososial yang dilakukan oleh partisipan adalah dimensi role taking. Sedangkan pada determinan empati, dimensi empathic distress merupakan dimensi yang banyak berperan. Hasil tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar dalam menyusun program intervensi yang difokuskan pada area pengembangan role taking dan empathic distress.

Six years old Ryan can do something for others, build a well for a clean water access (ryanswell.ca). At the same age, children could show a totally different behavior. Aggressive behavior showed in 2nd grade students that caused a death (metro.sindonews.com). Bullying is also a case that happened in a same age range. Both of the phenomena showed that in early age positive and negative behavior could occur in same possibilities. Early study result showed a bully behavior such as hitting, pushing, mocking, isolated, throw things and gossiping also observed in 4th and 5th grader. Previous research showed that aggressive behavior is a best predictor of involvement in criminal behavior in the future. Previous research also showed that aggressive behavior related with a prosocial behavior. With a longterm effect aggressive behavior and the relation between prosocial behavior and aggressive behavior, increasing prosocial behavior is a solution to decrease an aggressive behavior. In order to increase a prosocial behavior, researcher needs to focus on a specific determinant. Based on an early study, this research will focus on cognitive determinant and empathy. This research aimed to assess the role of cognitive determinant and empathy in prosocial behavior. Research used a qualitative with story completion method assess 21 students aged 10-11 years old. Using a coding analysis, result showed that there are 81 prosocial responds in total 84 responds. Role taking is a dimension in cognitive determinant that mostly used by participant as a reason in prosocial behavior. In empathy, empathic distress is dimension that mostly used. Based on those result, intervention program constructed.

Download: .Full Papers