Abstrak
Rancangan Intervensi Storytelling Untuk Meningkatkan Resiliensi pada Anak dengan Leukemia pada Fase Induksi
Demira Shaifa, Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., Langgersari Elsari N., S.Psi., M.Psi.
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Anak Usia 8-9 Tahun, Children Age 8-9 Years Old, Leukemia, positive psychology, Resiliency, Resiliensi, storytelling
Anak leukemia usia 8-9 tahun yang baru terdiagnosa leukemia diharuskan untuk menjalani kemoterapi pada fase induksi selama dua bulan. Pada kemoterapi fase induksi, anak diberikan obat-obatan keras yang membuat tubuh anak lemas, mual, muntah, cepat lelah, nyeri, serta rambut mengalami kerontokan. Kemoterapi pada fase induksi dilakukan tiap seminggu sekali. Anak yang awalnya menjalani kehidupan sehari-harinya dengan normal, mengalami transisi kehidupan secara drastis. Pada masa ini, anak membutuhkan suatu kemampuan untuk dapat bertahan, serta menghadapi kemoterapi pada fase induksi. Kemampuan anak untuk bertahan dan mengatasi kemoterapi yang dialaminya disebut dengan kemampuan Resiliensi. Menurut Grotberg (1995), faktor-faktor pembentuk resiliensi terdiri dari faktor I HAVE, I AM, dan I CAN. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini ialah studi eksploratif, dimana dalam studi ini peneliti melakukan eksplorasi terhadap kondisi yang dialami oleh anak dengan leukemia usia 8-9 tahun terkait dengan kemampuan resiliensi yang dimilikinya. Peneliti kemudian menyusun kuesioner resiliensi berdasarkan teori resiliensi dari Grotberg (1995) yang telah divalidasi dengan expert judgement dan diujicobakan pada 6 orang anak dengan leukemia untuk mendapatkan face validity. Kemudian, peneliti membuat rancangan intervensi storytelling dengan pendekatan positive psychology untuk meningkatkan resiliensi pada anak dengan leukemia usia 8-9 tahun yang sedang menjalani kemoterapi pada fase induksi. Cerita yang disusun mengandung faktor-faktor resiliensi (I HAVE, I AM, dan I CAN) dan menggunakan pendekatan positive psychology. Dalam rancangan intervensi yang disusun, dilakukan sesi diskusi setelah sesi storytelling dilakukan untuk membantu anak dalam menyadari faktor resiliensi yang dapat ia kembangkan.
Recently diagnosed children with leukemia age 8-9 years old must undergo induction phase of chemotherapy for 2 months. In induction phase of chemotherapy, children will be given harsh medication that can caused limp, nausea, throw up, exhaustion, pain, and hairfall. Induction phase of chemotherapy will be done every once in a week. Children who has normal life before diagnosed, has been going through drastical changes. In this phase, children needs a skill to survive and to face the chemotherapy in induction phase. Children’s capacity to survive and face chemotherapy is called resiliency. According to Grotberg (1995), resilience factors consist of I HAVE, I AM, and I CAN factor. Research design used was explorative study, where the researcher did exploration toward children with leukemia age 8-9 years old regarding their resiliency. Later on, researcher constructed resiliency questionnaire based on resilience theory from Grotberg (1995) that has been validated by expert judgement and has been tried out on 6 chilren with leukemia to confirm the face validity. After that, researcher designed storytelling intervention with positive psychology approach to increase resiliency on children with leukemia age 8-9 years who undergo chemotherapy on Induction phase. In the intervention design, discussion session will be done after storytelling session to help children recognizing and developing their resiliency factors.