Abstrak
Negosiasi Citra Budaya Masyarakat Multikultural
Dasrun Hidayat, Engkus Kuswarno, Feliza Zubair, Hanny Hafiar
Universitas Padjadjaran, Jurnal Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 2 Januari 2017 ISSN : 2087-0442(print), ISSN : 2548-8309(Online)
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 2 Januari 2017 ISSN : 2087-0442(print), ISSN : 2548-8309(Online)
branding, image negotiation, message platform, negosiasi citra, slogan
Citra Lampung sebagai pesona budaya Indonesia melalui konsep slogan Sang Bumi Khua Jukhai adalah fenomena yang dikaji. Slogan sebagai objek kajian memiliki makna yang setiap saat dapat dinegosiasikan. Slogan ini bermakna bahwa Lampung sebagai satu bumi dua pintu. Satu bumi yaitu tanah Lampung. Khua Jukhai artinya dua pintu yakni pribumi dan nonpriburni. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis negosiasi citra budaya masyarakat multikultural di Tanah Siger melalui slogan Lampung Sang Bumi Khua Jukhai. Penelitian ini dikaji melalui metode kualitatif dengan studi kasus. Proposisi kasus bersifat tunggal yang didasarkan pada tujuan untuk membangun makna secara sistemik mengenai ragam pesona budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya Lampung sangat kompleks dengan multikultur. Pesona budaya Tanah Siger secara spirit dapat dirasakan melalui makna-makna yang terkandung di dalam slogan Sang Bumi Khua Jukhai. Makna terinternalisasi pada perilaku individu yang terbuka, ramah (Nemui-Nyimah), mudah bergaul (Nengah Nyampokh), suka tolong-menolong (Sakai Sambayan), amanah terhadap gelar (Juluk Adak) dan menjaga harga diri (Pill Pusenggikhi). Nilai-nilai tersebut juga mt .ijadi rekam jejak tentang reputasi warga Lampung. reputasi pula yang menjadi modal pemerintah setempat dalam mengenalkan kota Lampung atau city branding. Pesona budaya Tanah Siger berupa ikon kerajinan maupu_n destinasi wisata. City branding dilakukan melalui negosiasi citra budaya meliputi analisis situasi insight membuat dan memperkenalkan slogan, mengimplementasikan dan menjaga nilai yang ada pada message platform slogan serta melakukan evaluasi atau monitoring.
Image of Lampung as a wonderful Indonesia culture with Sang Bumi Khua Jukhai slogan is an interesting phenomenon. Slogan as an object of study has a meaning that can be negotiated any time. Sang Bumi Khua Jukhai means Lampung is a land with two-doors: indigenous and non-indigenous. This study analyzses negotiation of cultural image of multicultural society in Tanah Siger from Lampung slogan “Sang Bunn Khua Jukhai” using a case study method. The research shows that Lampung culture is multicuiturally complex. The appeal of Siger land culture can he found through meanings of Sang Bumi Khua Jukhai slogan. This meaning is internalized in individual behavior such as open, friendly (Nemui-Nyimah), sociable (Nengah Nyampokh), helpful (Sakai Sambayan), to be trusted (Juluk Adok) and dignity (Pit’ Pusenggikhi). These values become track record of citizens’ reputation of Lampung. Reputation also became capital of local government in introducing Lampung city (city branding). City branding has been done through cultural image negotiations including “insight” analysis of situation, creating and introducing slogan, implementing and maintaining the existing value in the message as well as evaluating or monitoring platform slogan.