Abstrak
Keanekaragaman Makrozoobentos Di Sungai Cisela Dan Sungai Cikawung, Desa Karangwangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Wulan Ratna Komala, Rhodiatun Nissa, Sunardi
Universitas Padjadjaran, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI Tahun 2015 Tantangan Terkini Perairan Darat Di Wilayah Regional Tropis: Menyongsong World Lake Conference 2016 ISBN: 978 – 602 – 70157 – 1 – 5
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI Tahun 2015 Tantangan Terkini Perairan Darat Di Wilayah Regional Tropis: Menyongsong World Lake Conference 2016 ISBN: 978 – 602 – 70157 – 1 – 5
Keanekaragaman makrozoobentos, Kualitas Air, Sungai Cikawung, Sungai Cisela
Kajian mengenai keanekaragaman makrozoobentos telah dilakukan di Sungai Cisela dan Sungai Cikawung. Sungai Cisela dan Sungai Cikawung merupakan sungai yang mengalir di Desa Karangwangi dari kawasan pemukiman warga ke daerah kawasan Cagar Alam. Berkembangnya aktivitas masyarakat di sekitar hulu sungai dapat berpengaruh pada nilai fungsi dan ekosistem Cagar Alam Bojonglarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Cisela dan Sungai Cikawung, Desa Karangwangi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey di 6 stasiun penelitian. Parameter kualitas air yang digunakan yaitu suhu air, kedalaman, kecerahan, salinitas, konduktivitas, tipe substrat, kecepatan arus, pH, DO, dan makrozoobentos. Dari hasil penelitian ditemukan makrozoobentos sebanyak 26 genus dari 43 spesies. Di Sungai Cisela ditemukan 12 genus dari 18 spesies sedangkan di Sungai Cikawung ditemukan sebanyak 16 genus dari 23 spesies. Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H‘), keanekaragaman makrozoobentos dari hulu ke hilir Sungai Cisela tergolong rendah dengan nilai H‘ berkisar antara 0,39-1,80 sedangkan keanekaragaman makrozoobentos dari hulu ke hilir Sungai Cikawung tergolong rendah menuju sedang dengan nilai H‘ berkisar 1,592,56. Telah terjadi pencemaran dari hulu hingga hilir Sungai Cisela dan dari hulu hingga tengah Sungai Cikawung akibat adanya peningkatan aktivitas manusia yang bisa berpengaruh pada ekosistem Cagar Alam Bojonglarang.