Abstrak
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Bandung Bagian Selatan
Emi Sukiyah
Unpad
Indonesia
Unpad
kawasan rawan banjir, sistem informasi geografis, teknologi SIG
Problem of research are physical base aspects that to participate in the appointment area of flood tenderness. The objective of the research is to study aspects in appointment area of flood potency with GIS technology. Research methodology used is induction method.
Result of the research on five physical base aspects analysis are rainfall, slope, landuse, stage of river and lithology that shows south part of Bandung regency are tenders to flood disaster. Based on total scores calculation from analysis result, the area can be classified in to four areas that are area of flood tenderness with 73-96 scores, area of flood potency with 54-71 scores, area of rather safe with 36-53 scores, and area of safe with 0-35 scores.
The area of flood tenderness located at north of Margaasih subdistrict, east-northeast Soreang subdistrict, Ketapang subdistrict, south Dayeuhkolot subdistrict centre of Pameungpeuk subdistrict, east Bojongsoang subdistrict, north Ciparay subdistrict, Majalaya subdistrict, and north Paseh subdistrict. The area of flood potency commonly located around the area of flood tenderness. The safe area commonly located on hilly topography and areas that are far from river valley, mainly big rivers ( i.e. Citarum river). Area is located at east and south of the study area to the border with Garut regency.
Result of appointment area from flood potency analysis using GIS does not differ with true field data. That area often knocked down annualy floods.
Permasalahan yang diteliti dalam penilitian ini berupa aspek fisik dasar yang berperan dalam menentukan kawasan rawan banjir. Maksud penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek-aspek yang terkait penetapan kawasan berpotensi banjir dengan memanfaatkan teknologi SIG. Pola pikir dalam menyelesaikan permasalahan menggunakan metode induksi.
Hasil penelitian terhadap lima aspek fisik dasar yang dianggap berperan dalam penetapan kawasan berpotensi banjir, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, orde sungai dan litologi menunjukkan bahwa sebagian kawasan di Kabupaten Bandung bagian selatan memang rawan bencana banjir. Berdasarkan perhitungan skor total hasil analisis, daerah tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat kawasan, yaitu kawasan rawan banjir mempunyai skor 73-96, kawasan berpotensi banjir mempunyai skor 54-71, kawasan yang agak aman dari banjir mempunyai skor 36-53, dan kawasan aman dari banjir mempunyai skor 0-35.
Kawasan rawan banjir terdapat di sebagian Kecamatan Margaasih bagian utara, Soreang timur-timur laut, Ketapang, Dayeuhkolot bagian selatan, Pameungpeuk bagian tengah, Bojongsoang bagian timur, Ciparay bagian utara, Majalaya, dan Paseh bagian utara. Daerah yang berpotensi banjir umumnya berada di sekitar wilayah rawan banjir. Daerah yang relatif aman umumnya menempati topografi perbukitan dan jauh dari lembah sungai, terutama sungai-sungai besar (misalnya S.Citarum). Wilayah tersebut berada di bagian timur dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut.
Hasil analisis penetapan kawasan banjir menggunakan Sistem Informasi Geografis tidak terlalu jauh berbeda dengan kondisi di lapangan. Seperti sudah kita ketahui bahwa daerah tersebut memang merupakan langganan banjir tahunan.