Abstrak
Manajemen Konflik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dalam Menanggulangi Konflik Multidimensi
Nanny Hafiar, Iriana Bakti, FX. Ari Agung Prastowo
Universitas Padjadjaran, Jurnal Visi Komunikasi Volume 4 Nomor 3, Desember 2013, ISSN 1412-3037
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Visi Komunikasi Volume 4 Nomor 3, Desember 2013, ISSN 1412-3037
conflict, konflik, Management, manajemen, Multidimentional Conflict
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang dan manajemen konflik yang dilakukan pemerintah Kabupaten Tasikmlaya dalam menanggulangi konfiik di masyarkat. Luaran penelitian ini diharapakan dapat melahirkan model manajemen konflik yang ideal dalam menanggulangi konflik yang terjadi di Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih karena fenomena penelitian dapat digali lebih dalam dan komprehensif sehingga dapat ditemukan model ideal manajemen konflik di Kab. Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan berbagai jenis konflik di Tasikmalaya yang dipicu oleh berbagai persoalan seperti konflik agidah, konflik antar komunitas, konflik kultural dan konflik perebutan lahan antara warga dan pihak perkebunan. Manajemen konflik yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten adalah dengan membina hubungan baik dengan pers, membentuk lembaga Bakorpakem, menciptakan intelejen mandiri dan berkomunikasi dengan key public yang terlibat. Konflik yang terjadl di Tasikmalaya merupakan konflik multidimensi yang memerlukan upaya komunikasi sampai ke level bawah dan mengedukasi masyarakat mengenai kerukunan.
This study aims to describe conflict background in Tasikmalaya regency, and how the local government managed the conflict in society. Outcomes of this research are expected to produce an ideal model of conflict management in tackling conflict in the region. The method used in this research is an exploratory case study with a qualitative approach. This method was chosen because the phenomenon can be explored comprehensively in order to discover an ideal mode. The findings show various types of conflict in Tasikmalaya, triggered by various issues such as conflicts of faith, inter-community conflicts, cultural conflicts and conflicts between plantation companies and local inhabitants. Conflict management carried out by local governments was to establish good relationship with the mass media, forming a coordinating body (Bakorpakem), establishing a self-sufficient intelligence and communication with the key public figures involved. The conflict in Tasikmalaya is multidimensional that requires communication efforts all the way down to grass-root level and educating people about harmony.