Abstrak
Rancangan Intervensi Untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Dalam Efektivitas Interaksi Pada Mahasiswa Asal Papua Dan Warga Yogyakarta
Mario Febryan Heimbach
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
efektivitas interaksi, Kompetensi Sosial, mahasiswa asal Papua, Rancangan Intervensi, warga Yogyakarta
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena adanya mahasiswa-mahasiswa asal Papua di asrama daerah Bintuni dan warga Yogyakarta di RT04 RW02, Dusun Tambakbayan yang memiliki hambatan mewujudkan interaksi yang efektif. Hal ini merupakan indikasi dari adanya hambatan dalam kompetensi sosial (Rose-Krasnor, 1997). Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui gambaran kompetensi sosial dalam efektivitas interaksi pada kedua pihak dan untuk mengetahui keterampilan apa di dalam kompetensi sosial yang paling berperan terhadap efektivitas interaksi pada keduanya. Setelah diketahui gambaran kompetensi sosial dan keterampilan di dalamnya yang paling berperan terhadap efektivitas interaksi, penelitian ditujukan untuk menghasilkan rancangan intervensi yang dapat meningkatkan kompetensi sosial dalam efektivitas interaksi pada mahasiswa asal Papua dan warga Yogyakarta. Untuk memenuhi maksud dan tujuan penelitian, metode yang diterapkan adalah metode kuantitatif yang menggunakan analisis berdasarkan kategori dan analisis multiple regression. Data diambil dengan kuesioner kompetensi sosial dan efektivitas interaksi yang diberikan pada 47 orang mahasiswa asal Papua penghuni asrama daerah Bintuni dan 127 warga Yogyakarta di RT04 RW02 Dusun Tambakbayan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa asal Papua dan warga Yogyakarta memiliki kompetensi sosial pada kategori sedang, yang artinya adalah sebagian besar mahasiswa asal Papua dan warga Yogyakarta belum mampu secara konsisten untuk mewujudkan keinginan bersama dengan tetap memelihara keakraban dengan satu sama lain. Dengan adanya kompetensi sosial yang belum berfungsi secara optimal pada kedua pihak, potensi munculnya hambatan dalam interaksi pada keduanya masih dapat terjadi. Pada mahasiswa asal Papua, keterampilan yang paling berperan terhadap terwujudnya interaksi yang efektif adalah perspective taking. Pada warga Yogyakarta, keterampilan yang paling berperan adalah empathy. Rancangan intervensi yang dapat meningkatkan kompetensi sosial dalam efektivitas interaksi pada kedua pihak adalah intervensi yang menerapkan prinsip experiential learning dan metode role play. Intervensi dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama ditujukan pada mahasiswa asal Papua dan warga Yogyakarta secara terpisah agar mereka dapat mempelajari pengetahuan dan pemahaman yang mereka butuhkan dalam meningkatkan keterampilan perspective taking dan empathy. Tahap kedua ditujukan untuk keduanya sebagai satu kelompok peserta untuk menerapkan hasil belajar dari tahap pertama ke dalam adegan role play yang mencerminkan situasi sehari-hari.