Abstrak
Penerapan Intervensi Therapeutic Storytelling untuk Menurunkan Derajat Stres pada Anak yang Mengalami Leukemia
Erika Fransiska Manurip
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
chemotherapy, Derajat Stres, early childhood, kemoterapi, Leukemia, stress degree, therapeutic storytelling, usia kanak-kanak awal
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan intervensi therapeutic storytelling yang dapat menurunkan derajat stres pada anak usia kanak-kanak awal (3-6 tahun) yang mengalami leukemia dan sedang menjalani kemoterapi. Partisipan penelitian ini adalah 1 orang anak usia 5 tahun yang didiagnosa mengalami Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) yang memunculkan reaksi stres, yaitu adanya perubahan perilaku antara sebelum dan sesudah anak didiagnosa mengalami leukemia, khususnya pada aspek emosi dan sosial. Alat ukur derajat stres mengacu pada alat ukur oleh Anggia (2015), yang dimodifikasi oleh peneliti sendiri untuk mengukur derajat stres pada anak usia kanak-kanak awal. Partisipan penelitian dipilih dengan cara purposive sampling, yang mempertimbangkan kondisi fisik partisipan. Penelitian ini hanya melibatkan 1 partisipan karena adanya perlakuan khusus melalui teknik storytelling, yang disesuaikan dengan karakteristik khas partisipan. Intervensi therapeutic storytelling berlangsung selama 3 hari berturut-turut, dengan waktu 30-45 menit per pertemuan. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan skor derajat stres antara sebelum dan sesudah intervensi diberikan kepada partisipan. Secara kualitatif, penurunan derajat stres ini muncul pada perubahan perilaku yang mulai kembali seperti sebelum anak mengalami leukemia. Hal ini berarti efek terapeutik dari storytelling mulai terjadi dalam diri partisipan, yaitu kembalinya suatu kondisi kepada keseimbangan awal (Perrow, 2008). Adanya identifikasi dengan tokoh cerita dapat memberikan cara untuk memunculkan kembali emosi yang positif pada partisipan untuk mengatasi stres karena menjalani kemoterapi. Selain itu, selama rangkaian intervensi berlangsung, ditemukan bahwa ada 2 faktor lain yang dapat memengaruhi reaksi stres pasien anak leukemia yang sedang menjalani kemoterapi dan diberikan intervensi storytelling. Dua faktor tersebut adalah prosedur kemoterapi itu sendiri dan adanya pembangunan rapport sebelum dan selama intervensi dilakukan.
This research’s purpose is to acquire an alternative intervention in a form of therapeutic storytelling that could reduce stress degree in young children (3-6 years), who diagnosed with leukemia and undergo the chemotherapy procedure. The participant is a 5 years old child, diagnosed with Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL), who display behavior change, before and after diagnosed, especially in emotional and social aspects of stress. The assessment tool were modified by researcher from stress degree assessment by Anggia (2015). The participant was chosen through purposive sampling, which take the participant’s physical condition in consideration. This research involving only one participant, because of the certain treatment through storytelling technique, which customized with the chosen participant’s unique characteristics. The intervention was held for three days in a row, with 30-45 minutes per session. There is a reduce in stress degree score, before and after the intervention was given to the participant. From qualitative data, this reduced score is displayed by behavior changing which begin to appear as used to. It means, the therapeutic effect of storytelling begin to take part in the participant’s behavior (Perrow, 2008). The identification process with the story character, give the participant some alternative way to feel positive emotion when facing chemotherapy procedure. Furthermore, there was some new discovery, that there are other factors might affect the stress degree of children with leukemia, who undergo the chemotherapy procedure. Those two factors are the chemotherapy procedure itself, and builded rapport before and during the intervention was given.