Abstrak
Efektivitas Positive Cognitive Behavioral Therapy Untuk Meningkatkan Self-acceptance Pada Istri Yang Tertular HIV Oleh Suaminya
Pandu Satriajati
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
HIV, istri, Positive Cognitive Behavioral Therapy, Self Acceptance, wives
Seorang istri yang tertular HIV oleh suaminya biasanya memiliki kesulitan dalam menerima statusnya yang baru sebagai ODHA. Saat baru mengetahui diagnosisnya, mereka bereaksi emosi negatif seperti marah dan denial yang menunjukkan bahwa self-acceptance diri mereka masih rendah karena statusnya tersebut. Self-acceptance yang rendah akan mendatangkan banyak kerugian untuk mereka sendiri. Oleh karena itu, perlu diberikan suatu intervensi psikologis untuk membantu mereka mencapai self-acceptance yang tinggi dan mengurangi kerugian tersebut. Positive Cognitive Behavioral Therapy dinilai sebagai terapi yang tepat untuk membantu meningkatkan self-acceptance pada para istri yang tertular HIV oleh suaminya karena mampu mengubah cara pandang, perilaku, dan perasaan mereka menjadi lebih positif dan mendukung penerimaan dirinya. Namun, Positive CBT masih perlu diteliti efektivitasnya dalam meningkatkan self-acceptance pada istri yang tertular HIV oleh suaminya. Desain penelitian yang digunakan adalah mixed methods: concurrent nested embedded design. Subjek dalam penelitian ini adalah 4 orang istri, berusia 21-38 tahun yang tertular HIV oleh suaminya dan diperoleh dengan Purposive Sampling. Positve CBT diberikan sebanyak enam sesi. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner unconditional self-acceptance yang dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip unconditional self-acceptance menurut Ellis (1997), wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan Positive Cognitive Behavioral Therapy efektif meningkatkan self-acceptance pada istri yang tertular HIV oleh suaminya. Perubahan terlihat dari peningkatan skor total dan skor per dimensi self-acceptance dari keempat partisipan. Perubahan terjadi karena partisipan mengalami peningkatan penghayatan pada dimensi-dimensi self-acceptance, perubahan emosi menjadi lebih positif, dan perilaku yang lebih mendukung peningkatan selfacceptance sehingga membantu partisipan dalam menerima kondisi dan status dirinya saat ini.
Wives infected with HIV by their husbands usually has difficulty in accepting their new status as PLWHA. When they first discover the diagnosis, they have negative emotions such as anger and denial which indicate that they still have low self-acceptance because of the status. A low self-acceptance will bring a lot of disadvantage to themselves. Therefore, psychological intervention should be provided to help them achieve high self-acceptance and reduce the disadvantage. Positive Cognitive Behavioral Therapy is considered as the right therapy to help improve self-acceptance of wives infected with HIV by their husbands by being able to change their way of thinking, behaviors, and their feelings to be more positive and support to improve self-acceptance. However, Positive CBT still needs to be studied to know its effectiveness in improving self-acceptance on wives who infected with HIV by her husband. The design of this research is mixed methods: concurrent nested embedded design. Subjects of this study were 4 wives, aged 21-38 years who infected with HIV by their husband and obtained by Purposive Sampling. Positive CBT is given in six sessions. The data were obtained by using unconditional self-acceptance questionnaire which developed based on unconditional self-acceptance principles according to Ellis (1997), interviews, and observations. The results showed that Positive Cognitive Behavioral Therapy effectively improve self-acceptance of wives infected with HIV by her husband. Changes were seen from the increase of total and per dimension score of all four participants’ self-acceptance. Changes occur as participants increasing their understanding of self-acceptance dimensions, more positive changes of emotions, and increase behaviors that favor self-acceptance improvement that helps participants to accept their current state and status.