Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaran

Abstrak

Post­laparoscopic GnRH­-agonist Therapy does not Improve Spontaneous Conception Rates of Women with Endometriosis (Terapi GnRH­agonis Post­laparoskopi tidak  Meningkatkan Angka Kehamilan Spontan pada Perempuan dengan Endometriosis)

Tujuan: Untuk menyelidiki efek reproduktif dari terapi kombinasi operasi laparoskopi dan terapi hormonal GnRh-agonis dalam manajemen perempuan dengan endometriosis. Metode: Penelitian ini adalah studi analitik prospektif tidak teracak pada pasien-pasien dari sebuah rumah sakit swasta di Bandung dari tahun 2014-2015 yang menderita endometriosis dan kemudian diikuti hingga 12-24 bula n untuk mengevaluasi performa reproduktif post-operatif mereka . Terdapat 121 pasien pada penelitian ini, 60 di antaranya mendapatkan terapi hormonal GnRH-a gonis post-operatif. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa 56 pasien (46,3%) berhasil hamil setelah dilakukan laparoskopi tetapi disimpulkan bahwa GnRh-a gonis tidak memainkan peranan signifikan dalam meningkatkan angka kehamilan dari pasien-pasien ini (OR 1,539; 95% CI 0,750-3,159; p 0,239). Selain itu, meskipun terdapat variasi cukup luas terkait kapan pasien-pasien ini berhasil hamil, mereka yang tidak mendapatka n GnRH-a gonis cenderung berhasil hamil lebih cepat dibandingkan mereka yang dapat (5,91+ 6,28; 8,56 ? 4,24; p 0,011). Kesimpulan: Pemberian GnRH-agonis post-laparoskopi pada pasien-pasien dengan endometriosis tidak meningkatkan kemungkinan mereka hamil dan sebaliknya, cenderung menunda kehamilan.

Objective: To investigate the reproductive benefits of combining laparoscopic surgery with GnRH-agonist hormonal therapy in treating women with endometriosis. Methods: This is a non-randomized prospective analytic study of patients with endometriosis conducted in a private hospital in Bandung during the period of January 2014 to December 2015, whom were later followed up after 12-24 months for assessment of post-surgical reproductive performance. A total of 121 patients were enrolled, 60 of which received post-surgical GnRH-agonist hormonal therapy. Results: We discovered that 56 women (46.3%) eventually achieved spontaneous conception after surgery but upon further analysis, it was discovered that GnRH-agonist played no significantly meaningful role in improving the spontaneous pregnancy rates of these patients (OR 1.539; 95% CI 0.750-3.159; p-value 0.239). Furthermore, even though there was a wide range as to when they achieved conception, those untreated with hormonal therapy tended to conceive far more quickly than those who were (5.91+ 6.28; 8.56 ? 4.24; p-value: 0.011). Conclusion: Post-laparoscopic GnRH-agonist administration to women with endometriosis does not significantly improve their chances of spontaneous conception. In fact, such administration seems to delay it.