Abstrak
Ekofeminisme Dan Gerakan Perempuan Di Bandung (Ecofeminsme And Women’s Movement In Bandung)
Aquarini Priyatna, Mega Subekti , Indriyani Rachman
Universitas Padjadjaran, Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 439 - 454
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Patanjala Vol. 9 No. 3 September 2017: 439 - 454
ecofeminism, ekofeminisme, environment, Gerakan Perempuan, lingkungan, women’smovement
Dengan menggunakan perspektif ekofeminisme, tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan dan aktivisme gerakan perempuan di Bandung yang fokus pada persoalan lingkungan. Subjek penelitian adalah tiga perempuan yang terlibat aktif dalam komunitas lokal di Bandung dalam kapasitasnya sebagai ibu rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dari hasil wawancara dan observasi langsung. Hasilnya didapatkan bahwa alih-alih menempatkan tiga perempuan itu sebagai objek, kapasitasnya sebagai ibu rumah tangga memicu mereka untuk berperan sebagai subjek yang sadar lingkungan. Ketiganya menunjukkan bahwa pengalaman domestik/feminin sebagai ibu dan istri membuat mereka bergerak untuk mengatasi dan memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar mereka. Meskipun acapkali dianggap sebagai sesuatu yang sederhana dan bersifat lokal, kegiatan dan aktivisme yang mereka lakukan bersama komunitasnya dapat dikategorikan sebagai sebuah gerakan ekofeminisme. Tidak saja karena posisi dan status mereka sebagai ibu rumah tangga akan tetapi juga karena kegiatan dan aktivisme itu mampu berdampak pada kelestarian lingkungan.
By using ecofeminism perspective, this paper aims to describe the activity and activism of women’s movement in Bandung that focuses on environmental issues. The subjects of this research are three women who pioneered environmental movements in urban communities in Bandung in their capacity as housewives. This research uses qualitative methods that produce descriptive data from interviews and direct observation. The results of research reveals that despite positioning themselves as objects, their status as housewives and their domestic/feminine roles have enabled them to act as environmentally conscious subjects. Though often regarded as simple and local, their activities and activism can be categorized as an eco-feminist movement. Not only because of their position and their status as housewives but also because of the activities and activism have obviously a direct positive impact on environmental sustainability and improvement, particularly in the area where they live.