Abstrak
Fenomena Geologi “mud Explosion” Ciuyah, Kuningan, Jawa Barat Sebagai Indikasi Potensi Energi Geothermal
Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani, MT, DR. SC. Yoga Andriana Sendjaja, ST., M.SC, Ir. Faizal Muhamadsyah, MT
Universitas Padjadjaran
, Bahasa Sunda, Bahasa Belanda
Universitas Padjadjaran
Ciuyah, jawa barat, kuningan, mud Explosion, Potensi Energi Geothermal
Secara geologi elemen karakteristik dari suatu mud volcano yang berasosiasi dengan ekstrusi gunungan lumpur Ciuyah adalah adanya fitur: 1). keterkaitan dengan elusiasi batulempung diapirisma sebagai material asal lumpur, dan 2). adanya kandungan gas dan larutan fluida yang bersifat asin. Berdasarkan data mikropaleontologi, semburan lumpur yang dierupsikan turut melibatkan batuan samping yang berumur Miosen Tengah Bagian Bawah yang diindikasikan oleh kehadiran zona kumpulan N10. Tektonik regional yang turut berperan mempengaruhi konfigurasi struktur di daerah Ciuyah dan sekitarnya dicirikan oleh sesar naik, perlipatan dan sesar mendatar. Ciri unsur struktur regional memiliki sifat transpesif yang melibatkan zona struktur Majalengka-Cilacap (baratlaut-tenggara), zona struktur Koromong-Banjarharja (Baratlaut-Tenggara) dan zona struktur Ciniru (Barat-Timur). Dipermukaan, kompleks erupsi gunungan lumpur Ciuyah direpresentasikan oleh kluster titik-titik conduit aktif dan dormant. Variasi tipologi titik erupsi terbagi atas: 1). tipe mud pool, 2). mud crater, dan 3). mud cone. Gunungan lumpur, Ciuyah berasosiasi pula dengan endapan travertine halite yang dicirikan oleh kerak garam, evaporit halit pisoid dan tonjolan gryphon yang telah mengalami proses pedogenik. Model perkembangan aktifitas erupsi gunungan lumpur Ciuyah berkaitan dengan variasi tipologinya dan dengan jenis materi yang dikeluarkan, dalam hal ini adalah proporsi material padat dan fluida yang dikeluarkan. Jenis pertama memiliki konsentrasi material padat yang lebih sedikit daripada air, jenis kedua konsentrasi material padatnya dominan (dominan lumpur pekat). Tipe pertama mencirikan perkembangan aktifitas yang berkurang dan tekanannya melemah, yang akhirnya berubah menjadi dormant. Sedangkan yang berbentuk kerucut dengan material padatan yang dominan adalah yang paling aktif atau teraktivasi kemudian, setelah sebelumnya mengakumulasikan tekanan dan menghasilkan lumpur oleh proses elusiasi dibawah permukaan.
From the geological point, mud volcano related elements of the Ciuyah mud eruption arerepresented by the presence of: 1). Eluted diapiric clay as a source material of mud flowing to thesurface, and 2). Gas (burping) emition and brine related fluids from the subsurface. According to the micropaleontology analysis, the outpouring mud ascending from thedeep involving a wallrocks of the lower Mid-Miocene as indicated by the N10 assemblage zone. Regionally, the tectonic configuration in the Ciuyah are characterized by thrust faultsfolds and strike slips. Those transpressive structural elements including: the NW-SE Majalengkastructural zone, the NW-SE Koromong-Banjarharja structural zone, and the E_W Ciniru structural zone. At the surface, the complex of Ciuyah mud volcano shows a cluster of active and dormantconduit as well. The typologic variation of conduits or vents is grouped into: 1). Mud pool type2). Mud crater type, and 3). Mud cone type, furthermore the salt travertine has been deposited ithis complex mudflow area. This travertine salt eposits are characterized by salt encrustesurfaces, evaporites (halite pisoid) and the remnants of pedogenically altered protuberangryphon. The development model of eruption activity of the Ciuyah mud volcano is related to its typological forms and the type of the erupted materials in terms of the proportion between solid material and fluid. The first is distinguished by a lower solid concentration than fluid, while the second type represent solid dominated flow (viscous mud). The first type exemplify weakened activity and depleted pressure that subsequently will turn into dormant. The cone type flows with predominant solid concentration is believed to be the most active or reactivated of the formerly long dormant after accumulating pressure and eluted mud from the wallrock.