Abstrak
Rekurensi Endometriosis
Tono Djuwantono
Universitas Padjadjaran, 2nd Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari Bandung, 1–2 Desember 2017
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, 2nd Meet The Expert Fertilitas & Praktik Obgyn Sehari-hari Bandung, 1–2 Desember 2017
Endometriosis
Endometriosis merupakan gangguan ginekologis yang umum ditemukan dan diketahui dapat menimbulkan dismenore, nyeri panggul kronik, infertilitas, dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Operasi merupakan pilihan terapi untuk manajemen endometriosis yang paling baik hingga saat ini karena efektivitas terapi medikamentosa untuk endometriosis masih belum banyak diketahui. Adanya keterbatasan terapi endometriosis non bedah menuntut adanya kebutuhan untuk mengembangkan terapi yang lebih baik untuk mengatasi endometriosis. Meskipun efektivitas dari terapi bedah untuk endometriosis telah banyak dibuktikan, terapi bedah endometriosis juga memiliki beberapa kelemahan. Prosedur yang bersifat invasif, risiko komplikasi dan morbiditas, serta rekurensi endometriosis pascaoperasi masih menjadi kelemahan dari terapi bedah endometriosis. Sekitar 40–45% pasien kembali mengalami endometriosis setelah 5 tahun pascaoperasi pertama dan berisiko mendapatkan operasi lanjutan. Sebanyak 27% pasien diketahui kembali memerlukan tidakan operasi endometriosis setelah 4 tahun pascaoperasi endometriosis yang pertama, dan bedah ulang endometriosis dialami oleh hampir lebih dari setengah pasien endometriosis, dan 27% di antaranya memerlukan 3 kali atau lebih operasi lanjutan.