Abstrak
Pemanfaatam Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Menjadi Bahan Baku Bioetanol Sebagai Upaya Pengendalian Gulma Perairan (The Utilization Of Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) As Bioethanol Basic Commodity For Controlling Aquatic Weed)
Panji Esa Putra, Otong Suhara, Zahidah Hasan
Universitas Padjadjaran, Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 1. No. 1, Desember 2010: 51-58
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 1. No. 1, Desember 2010: 51-58
bioetanol, Cellulose, Eceng Gondok, glucose, Glukosa, Selulosa, Water Hyacinth
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2010 di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan nilai guna eceng gondok (Eichhornia crassipes) sebagai bahan baku bioetanol untuk mengendalikan gulma perairan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Data hasil penelitian berupa kandungan lignoselulosa eceng gondok, jumlah glukosa (?g/L) yang dihasilkan dalam proses sakarifikasi, jumlah bioetanol (%). Data yang diperoleh kemudian di analisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok memiliki potensi sebagai bahan baku bioetanol karena memiliki kandungan selulosa 27,33%, glukosa 687,34 ?g/L, dan etanol sebesar 0,25%. Hasil analisis nilai guna pemanfaatan eceng gondok menjadi bahan baku bioetanol sebagai upaya pengendalian gulma air di Waduk Saguling dari luasan tutupan eceng gondok sebesar 8,482 ha mampu menghasilkan bahan baku bioetanol sebanyak 310,29 liter.
Research was conducted in June and July 2010 in the Laboratory of Biotechnology Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Padjadjaran University, Jatinangor. This study aims to know the potential and value of water hyacinth (Eichhornia crassipes) as a raw material for bioethanol to control aquatic weeds. The research was explorative method. Research data in the form of lignocellulose content of water hyacinth, the amount of glucose (g/L) produced in the saccharification process, the amount of bioethanol (%). The data was analyzed by descriptive analytic. The results showed that water hyacinth has the potential as a raw material for bioethanol because it has a cellulose content of 27.33%, glucose 687.34 g/L, and 0.25% ethanol. Meanwhile, the results of analysis of the value of water hyacinth utilization as raw material for bioethanol as an effort to control aquatic weeds in Saguling of water hyacinth cover an area of 8.482 hectares capable of producing raw material for bioethanol as much as 310.29 L.