Abstrak
Peningkatan Produksi Benih, Hasil Dan Kualitas Hasil Kentang Prosesing Di Dataran Medium Dengan Rekayasa Lingkungan Dan Hormonal
Prof . Dr. Jajang Sauman Hamdani, Ir.,MS., Dr. Yayat Rochayat Suradinata, Ir.MS, Dr. Sumadi, Ir.,MS., Dr. Cucu Suherman VZ., Ir.,Msi., Dr. Anne Nuraini, Ir.,MS., Kusumiyati, Sp.MSc.Ph., Anne Nurbaity, SP, MSc. , Ph.D.
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran Desember 2016, Laporan Tahunan Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (ALG)(PROGRAM 1-1-6) Tahun k-2 dari rencana 4 tahun
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran Desember 2016, Laporan Tahunan Hibah Penugasan Penelitian Unggulan Academic Leaderships Grant (ALG)(PROGRAM 1-1-6) Tahun k-2 dari rencana 4 tahun
dataran medium, kentang, media tumbuh, mycoriza, Paclobutrazol
Kentang merupakan komoditas hortikultura yang cukup strategis dalam menunjang program diversifikasi pangan untuk mendukung ketahanan pangan, bahan baku industri dan komoditi ekspor. Penanaman kentang di lahan yang sama di dataran tinggi akhir-akhir ini berdampak pada serangan penyakit tular tanah (soil Borne) yang tinggi yang mengakibatkan penurunan hasil yang signifikan. Disamping itu budidaya kentang di dataran tinggi adalah menimbulkan dampak negatif seperti perusakan lingkungan akibat erosi. Sehubungan dengan hal itu maka perlu dicari alternatif untuk mengembangkan tanaman kentang yang dapat ditanam di dataran medium dengan ketinggian 300-700 m dpal yang tersedia cukup luas di Indonesia dengan hasil dan kualitas hasil yang relatif sama. Kendala utama penanaman kentang di dataran medium adalah cekaman suhu tinggi yang mengakibatkan hasilnya lebh rendah bila dibandngkan dengan hasil di dataran tinggi. Permasalahan lainnya pada budidaya kentang adalah masih rendahnya ketersediaan benih kentang bermutu di tingkat petani dan teknologi budidaya untuk meningkatkan produksi masih perlu diperbaiki. Selain ditentukan oleh faktor lingkungan iklim mikro dan media tumbuh pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan pula oleh faktor hormonal, maka keberhasilan berbagai cara untuk merekayasa faktor lingkungan tumbuh harus dilakukan secara bersama-sama dengan status hormonal tanaman, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian hormon eksogen. Percobaan tahun ke 2 bertujuan mengetahui berbagai cara rekayasa lingkungan tumbuh media tanam ( komposisi media tanam,dan pupuk hayati dengan pemanfaatan micoryza ) dan zat penghambat tumbuh paclobutrazol yang meliputi waktu aplikasi, cara aplikasi dan konsentrasi dan mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuan dan produksi benih kentang Kultivar Atlantik dan Kultivar medians generasi ke-1 Hasil percobaan menunjukkan Pengaruh waktu apliasi tidak berinteraksi dengan konsentrasi paklobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil benih kentang .Waktu aplikasi 45 hari setelah tanam menunjukkan tinggi tanaman, jumlah ubi dan bobot ubi lebih tinggi bila dibandingkan dengan waktu aplikasi 30 hari setelah tanam .Paklobutrazol menekan tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering tanaman akan tetapi dapat meningkatkan kandungan klorofil , jumlah ubi dan bobot ubi per tanaman. Aplikasi paclobutrazol yang dapat meningkatkan persentase ubi ukuran benih tertinggi adalah 50 ppm yaitu sebanyak 92.30 %. Waktu aplikasi 28 HST pada setiap cara aplikasi menunjukkan tinggi tanaman yang lebih rendah, akan tetapi memberikan bobot ubi yang lebih tinggi. Sedangkan jumlah ubi yang lebih banyak di peroleh dengan waktu aplikasi 45 HST. Komposisi media tanam tanah + kompos + cocopeat (2 : 1 : 1) menunjukkan jumlah ubi dan bobot ubi tertinggi benih kentang generasi ke-1. Aplikasi FMA dan paklobutrazol berpengaruh nyata terhadap derajat infeksi akar, tinggi tanaman, dan volume akar, namun tidak berpengaruh terhadap komponen Indeks Luas Daun, jumlah dan bobot ubi. Aplikasi FMA dengan dosis 150 spora/tanaaman yang dikombinasikan dengan paclobutrazol 100 ppm dapat meningkatkan derajat infeksi akar, menurunkan tinggi tanaman, meningkatkan volume akar dan cenderung dapat meningkatkan jumlah dan bobot ubi