Abstrak
Pengujian Tanaman Kentang Kultivar Atlantik di Dataran Medium yang diberi Naungan dan Paclobutrazol pada Berbagai Tingkat Cekaman air
Prof. Dr. Jajang Sauman Hamdani, Ir., MS., Dr.Ir. Sumadi , MS., Kusumiyati, SP.M.Agr. Ph.D
Universitas Padjadjaran, Laporan Tahunan Penelitian Strategis Nasional Tahun Ke-1 Dari Rencana 2 (Dua Tahun) 2015
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Laporan Tahunan Penelitian Strategis Nasional Tahun Ke-1 Dari Rencana 2 (Dua Tahun) 2015
dataran medium, kandungan air, kentang, nauangan, Paclobutrazol
Semakin meluasnya pertanaman kentang di dataran tinggi menimbulkan dampak negatif seperti perusakan lingkungan akibat erosi. Dalam rangka mengurangi perluasan penanaman kentang di dataran tinggi, maka perlu dicari alternatif untuk mengembangkan tanaman kentang yang dapat ditanam di dataran medium dengan ketinggian 300-700 m yang tersedia cukup luas di Indonesia. Kendala utama penanaman kentang di dataran medium adalah tingginya suhu dan cekaman kekurangan air yang berpengaruh pada menurunnya hasil dan kualitas hasil. Selain ditentukan oleh faktor lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan pula oleh faktor hormonal, maka keberhasilan berbagai cara untuk merekayasa faktor lingkungan tumbuh harus dilakukan secara bersama-sama dengan status hormonal tanaman. Penggunaan naungan pada budidaya tanaman kentang di dataran medium selain mengurangi intensitas cahaya juga dapat menurunkan suhu yang tinggi, dan menjaga kelembaban tanah sehingga kondisi demikian dapat menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan kentang di dataran medium. Sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh berperan dalam meningkatkan proses asimilasi fotosintat dari daun ke bagian ubi. Akan tetapi upaya rekayasa iklim mikro dan hormonal tersebut perlu di uji lebih lanjut pada kondisi cekaman air yang berbeda. Mengingat kondisi lingkungan tumbuh yang selalu berubah akibat perubahan lingkungan. Dengan demikian penggunaan naungan dan zat pengatur tumbuh secara bersama-sama pada tanaman kentang yang ditanam di dataran medium dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil , dan kualitas hasil pada daerah dengan kondisi air yang terbatas. Percobaan tahun ke-1 dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unpad dengan ketinggian 685 m di atas permukaan laut dan tipe curah hujan D3 dengan jenis tanah Inseptisol. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan petak terbagi (Split-split plot design). faktor petak utama yang terdiri 2 taraf (no = Tanaman kentang tanpa naungan, n2 = Tanaman kentang dengan naungan paranet 45 %,). Faktor anak petak (sub-plot) yang terdiri dari 2 taraf (Z1 = 0 ppm paclobutrazol Z2 = 100 ppm paclobutrazol), faktor anak-anak petak (split-split plot design) yang terdiri 4 taraf kondisi cekaman air ( no = 100 % kadar air kapasitas lapang , n1 = 85 % kadar air kapasitas lapang, n2 = 70 % kadar air kapasitas lapang dan n3 = 55 % kadar air kapasitas lapang. Interaksi terjadi antar perlakuan naungan dan paclobutrazol pada bobot kering tanaman dan nisbah pupus akar. Aplikasi paclobutrazol 100 ppm pada tanaman kentang yang tidak dinaungi dapat meningkatkan bobot kering tanaman, sedangkan aplikasi paclobutrazol 100 ppm pada tanaman kentang yang dinaungi dapat meningkatkan nisbah pupus akar. Interaksi antar perlakuan paranet dan prosentase air kapasitas lapang terjadi pada bobot ubi pertanaman. Dengan menggunakan naungan paranet, tanaman kentang pada prosentase air kapasitas lapang 85 % menghasilkan bobot ubi yang tidak berbeda dengan 100 %. Secara mandiri naungan paranet berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman dan luas daun. Aplikasi paclobutrazol 100 ppm meningkatkan kandungan pati (12.50 %) dan menurunkan kandungan gula (0.45%) akan tetapi tinggi tanaman kentang menunjukkan tanaman dengan tinggi yang rendah. Tanaman kentang dengan prosentase kandungan air 85 % menunjukkan tinggi tanaman kentang tidak berbeda dengan 100 % kapastas lapang sedangkan pada parameter lainnya penurunan kadar air menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman kentan