Abstrak
Analisis Potensi Interaksi Obat dan Manifestasi Klinik Resep Anak di Apotek Bandung (Analysis of Potential Drug-Drug Interactions and Its Clinical Manifestation of Pediatric Prescription on 2 Pharmacies in Bandung)
Melisa I. Barliana, Dika R. Sari, Muhammad Faturrahman
Universitas Padjadjaran, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 3, September 2013
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 2, Nomor 3, September 2013
Anak, DDI, interaksi obat, pediatric, Prescription, resep
Potensi terjadinya interaksi obat atau drug-drug interaction (DDI) dalam suatu resep cukup tinggi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Namun sampai saat ini data ilmiah mengenai interaksi obat di Indonesia masih sangat kurang. Oleh karena itu pada penelitian ini, kami telah melakukan survey di 2 apotek di Bandung terhadap resep anak yang diberikan oleh Dokter Spesialis Anak kemudian dilakukan analisa potensi interaksi obat yang terdapat dalam satu resep serta manifestasi kliniknya. Data yang diambil adalah resep pada bulan Oktober sampai Desember tahun 2011. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Apotek A terdapat 33 resep (dari total 155 resep) yang memiliki potensi DDI atau sekitar 21,29% potensi DDI (2 resep memiliki potensi DDI kategori major, 23 resep kategori moderat, dan 8 resep kategori minor) sedangkan di Apotek B terdapat 6 resep (dari total 40 resep) atau 15% yang berpotensi DDI (4 resep kategori moderat dan 2 resep kategori minor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi DDI yang terjadi kurang dari 50% pada resep anak di kedua apotek. Namun hal ini harus mendapat perhatian karena DDI memang seharusnya tidak terjadi pada obat yang diberikan kepada pasien mengingat manifestasi klinik yang disebabkan karena DDI. Lebih dari itu, saat ini pelayanan farmasi klinik yang mengacu pada patient oriented daripada product oriented. Masih diperlukan studi lebih lanjut terhadap pemberian resep anak di apotek dengan skala yang lebih besar.
The potential of Drug-Drug Interactions (DDI) in prescription have high incidence around the world, including Indonesia. However, scientific evidence regarding DDI in Indonesia is not available. Therefore, in this study we have conducted survey in 2 pharmacies in Bandung against pediatric prescription given by pediatrician. These prescriptions then analyzed the potential for DDI contained in the prescription and clinical manifestation. The analysis showed that in pharmacy A, there are 33 prescriptions (from a total of 155 prescriptions) that have potential DDI, or approximately 21.19% (2 prescriptions have the potential DDI major categories, 23 prescriptions categorized as moderate, and 8 prescriptions as minor). In Pharmacy B, there are 6 prescriptions (from a total of 40 prescriptions) or 15% of potential DDI (4 prescriptions categorized as moderate and 2 prescriptions as minor). This result showed that potential DDI happened less than 50% in pediatric prescription from both pharmacies. However, this should get attention because DDI should not happen in a prescription considering its clinical manifestations caused by DDI. Moreover, current pharmaceutical care refers to patient oriented than product oriented. In addition, further study for the pediatric prescription on DDI incidence in large scale need to be investigated.