Abstrak 
Perawatan Fraktur Alveolar Pada Anak-Anak Dengan Menggunakan Splint Akrilik
Alwin Kasim
Unpad
Indonesia
Unpad
acrylic splint, Alveolar fracture, fikaasi, fixation, Fraktur alveolar, splint akrilik
Perawatan fraktur alveolar pada anak-anak kadang-kadang dijumpai kesulitan terutama bila bentuk mahkota gigi belum sempurna atau banyak gigi-gigi yang sudah rusak sehingga sulit untuk melakukan fiksasi. Suatu kasus dilaporkan mengenai seorang anak wanita berusia 8 tahun yang dirujuk ke unit gawat darurat Bagian Bedah Mulut FKG UNPAD/RSHS Bandung dengan keluhan utama gigi-gigi depan goyang setelah terjatuh ke lantai di sekolah. Pada pemerikaaan klinis terlihat kegoyangan gigi 7 dan 42. Gambaran radiografi memperlihatkan garis fraktur pada tulang alveolar regio gigi 31 dan 42. Pasien dilakukan perawatan dengan mereduksi dan memfiksasi gigi 7 dan 42 menggunakan splint akrilik. Splint akrilik dilepas pada saat kontrol minggu ke 5, dan terdapat penyembuhan yang ditandai dengan tidak adanya kegoyangan pada giginya.
The treatment of alveolar fracture in children sometime is difficult, if the teeth are decay and not completely erupt. This case reported about an 8 years old girl referred to Oral Surgery Emergency Room, Hasan Sadikin Hospital Bandung, with the chief complaint is mobility of anterior teeth after falling down to the floor at school. Clinical examinations revealed mobility at 73 and 42 teeth Radiographc evaluations shouts a,fSacture line at 31 dart 42 regions. The patient Uris treated by reduction and fixation with acrylic splint. The acrylic splint was removed five week after treatment and there were not teeth mobility.