Abstrak
Rancangan Pelatihan “Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual” Pada Ibu Dengan Anak Usia 4-6 Tahun Untuk Mencegah Kekerasan Seksual Anak
Amanda Angela, Prof. Dr. Juke R. Siregar, M.Pd., Langgersari Elsari N., M.Psi.
Universitas Padjadjaran
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran
Anak Usia Prasekolah, body safety training, Child sexual violence, high risk environment, Kekerasan seksual anak, lingkungan high risk, Mothers’ Knowledge, Pengetahuan Ibu, preschool children
Kekerasan Seksual Anak (KSA) merupakan salah satu ancaman terbesar bagi anak di Indonesia. Setiap tahunnya angka kasus KSA meningkat sehingga KPAI mencanangkan Indonesia darurat kekerasan seksual. Kasus KSA ini juga terjadi di Kampung S kabupaten Bandung yang merupakan lingkungan beresiko tinggi terjadi KSA, dilihat dari indikator lingkungan high risk dari Wurtele & Miller-Perrin (1992), yaitu kepadatan penduduk, masyarakat dengan SES dan tingkat pendidikan rendah, serta orangtua yang belum memiliki pengetahuan mengenai KSA dan cara mengajarkan anak mereka melindungi diri dari KSA. Menurut Finkelhor (1984) salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah KSA adalah meningkatkan pengetahuan ibu agar ibu dapat mengajarkan anak untuk melindungi dirinya. Ibu dapat mulai mengajarkan anak pada usia 4-6 tahun. Pada usia ini merupakan usia kritis untuk mengajarkan peran jenis kelamin, mengenal wilayah pribadi mereka dan bagaimana cara menjaganya (Sweta, 2014). Ibu yang kurang memiliki pengetahuan mengenai KSA akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk melindungi dirinya terhadap KSA (Zhang et al., 2013). Dalam penelitian ini peneliti akan merancang pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai KSA dan cara untuk mengajarkan anaknya untuk melindungi diri Peneliti menyusun rancangan pelatihan yang akan diberikan pada ibu di Kampung S dengan menggunakan tahapan instructional design dari Morrison (2001). Peneliti menyusun materi yang diberikan dan kuesioner pengetahuan ibu berdasarkan teori mengenai KSA (Espocito & Field, 2016), karakteristik anak prasekolah (Santrock, 2011), perkembangan seksual anak prasekolah (Engel, 1997) dan teori body safety training dari Wurtele (2008). Hasil dari penelitian ini ialah rancangan pelatihan “Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual” yang telah tervalidasi dan siap untuk diujicobakan.
Child Sexual Abuse (CSA) is one of the biggest threats to children in Indonesia. Every year the number of CSA cases increases so that the KPAI proclaims Indonesia is in emergency of sexual abuse. The CSA case also occurs in S village, in Bandung district which is a high risk environment of CSA, seen from the high risk environmental indicator of Wurtele & Miller-Perrin (1992), ie population density, community with SES and low education level, and parents who have not have knowledge about CSA and how to teach their children to protect themselves from CSA. According to Finkelhor (1984) one of the efforts that can be done to prevent CSA is to increase maternal knowledge so that mothers can teach children to protect themselves. Mothers can start teaching children at the age of 4-6 years. At this age is a critical age to teach the role of gender, know their personal territory and how to look after it (Sweta, 2014). Mothers who lack knowledge about CSA will have an effect on their ability to protect themselves against CSA (Zhang et al., 2013). In this study researchers will design training to improve maternal knowledge about CSA and ways to teach their children to protect themselves Researchers compile a training design that will be given to mothers in S village by using instructional design stages from Morrison (2001). The researchers compiled the material provided and the mother’s knowledge questionnaire based on theories of CSA (Espocito & Field, 2016), characteristics of preschoolers (Santrock, 2011), sexual development of preschoolers (Engel 1997) and body safety training theory from Wurtele (2008). The results of this study are the design of the training “Protecting Children from Sexual Abuse” which has been validated and ready to be tested.