Abstrak
Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Blossfeldiana Poelln.) Pada Plasmodium Falciparum 3D7
Faizal Hermanto, Yenny Febriani Yun, Lilis Siti Aisyah,Tri Reksa Saputra', Arif Rahman Hakim, Ade Kania Ningsih, Tati Herlina, Euis Julaeha, Achmad Zainuddin, Unang Supratman
Universitas Padjadjaran, Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2014, I (3),54-58, ISSN 2354-6565
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, Des 2014, I (3),54-58, ISSN 2354-6565
antimalaria, Antimalarial, Cocor bebek, Kalanchoe blossfeldiana Poelln., Plasmodium falciparum., Tom thumb
Malaria merupakan salah satu masalah serius yang dialami oleh beberapa negara tropis karena meningkatnya parasit malaria (Plasmodium) yang resisten terhadap obat-obat antimalaria. Oleh sebab itu perlu dicari obat antimaIari baru, salah satunya tanaman cocor bebek (Kalanchoe blossfeldiana PoeIIn.) digunakan secara luas oleh masyarakat indonesia sebagai tanaman obat dan tanaman bias. Penelitian ini diawali dengan proses pembuatan ekstrak etanol daun cocor bebek menggunakan alat maserator dan etanol 96% sebagai pelarut, Plasmodium falciparum 3D7 yang akan digunakan dalam uji, terlebih dabulu dilakukan kultur sinambung sesuai metoda’ Trager and Jansen. P. falciparum ditempatkan ke dalam lempeng sumur 24 masing-masing berisi 1 mL dengan tingkat parasitemia +: 1% dalam medium RPHS. Diseluruh sumur, medium RPH,S diganti dengan medium RPHS yang mengandung ekstrak etanol daun cocor bebek berbagai konsentrasi (1 sampai 1×10•-7 μg/mL). Kultur diinkubasi selama 48 jam, setelah inkubasi parasit dipanen dan dibuat sediaan apusan darah tipis yang diberi pewamaan Giemsa. Uji aktivitas antimalaria ditentukan dengan parasitemia, persen pertumbuhan dan hambatan parasit. Data dianalisis secara statistika menggunakan metode analisis probit untuk menghitung hambatan parasit sebesar 50% (IC50). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek memiliki efek antimalaria dengan nilai IC50 sebesar 0,022 μg/mL.
Malaria is one of the serious problems experienced by some tropical countries because of increased malaria parasite (Plasmodium) that is resistant to antimalarial drugs. Therefore it is necessary to find new drugs antimalarial, some of the plants are tom thumb (Kalanchoe blossfeldiana Poelln.) mostly used by Indonesian society especially as herbal medicines and ornamental plants. This study begins with extraction tom thumb leave using maserator and ethanol 96% as a solvent. Plasmodium falciparum 307 which will be used in the test, first performed continuous culture appropriate techniques Trager and Jensen. The culture of P. falciparum 307 was placed into 24 well plates, each filled with I mL of ± 1% parasitemia culture in the medium RPHS. The medium RPHS was replaced by medium RPHS containing ethanol extract of tom thumb leave of various concentrations (1 to 1 x 10.-7 mg/mL). The cultures were incubated for 48 hours before harvested, then the blood smears were prepared, followed by Giemsa staining. Test antimalarial activity is determined by parasitaemia, percent growth and inhibition of parasites. Data were analyzed statistically using probit analysis method to calculate the parasitic inhibitory concentration 50 (IC50). The results showed that the ethanol extract of tom thumb leaves have antimalarial effect with IC50 values of 0.022 μg/mL.