Abstrak
Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kesehatan Reproduksi Edisi Revisi 2011
Zahrotur R. Hinduan, Psikolog, MOP., Eka Riyanti, S.Psi., M.Psi., Mawar Nita Pohan, S.Psi., Irma Anintya Tasya, S.Psi., Tejarukmi Mutiara, S.Psi., Yayu Mukaromah, S.Sos., Meita Handini, S.Psi., dr. Dini Norviatin, dr. Barnabas R. Leuwol
Universitas Padjadjaran, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung (KPAK)
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Dinas Pendidikan Kota Bandung, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung (KPAK)
kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi seringkali masih dianggap tabu oleh sebagian orang untuk dibicarakan apalagi untuk diajarkan. Sebagian orang ini berpendapat bahwa mengajarkan kesehatan reproduksi akan mengakibatkan meningkatnya perilaku seksual dikalangan remaja. Pendapat ini telah dibuktikan salah oleh Kuther pada tahun 2000. Persiapan secara psikologis sebelum anak memasuki usia pubertas akan menentukan sikap dan perilakunya ketika menghadapi masa tersebut. Ketika Bapak/lbu mengajarkan apa yang akan mereka hadapi pada masa pubertas maka akan memberikan anak bekal untuk mempersiapkan masa pubertasnya. Ketidaktahuan remaja akan apa yang akan mereka hadapi pada masa pubertas akan membuat mereka bingung dan kemungkinan mereka menempuh jalan yang salah menjadi lebih besar.