Abstrak
Model Pengembangan Produktivitas Perikanan Budidaya Untuk Optimalisasi Perikanan Budidaya Berkelanjutan Di Waduk Cirata Jawa Barat
Dr. Asep Agus Handaka Suryana, S.Pi., M.T., Dr. Zuzy Anna, Dra., M.Si, Ine Maulina, S.Pi.,M.T., Dr. Achmad Rizal, S.Pi,.Msi.
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran, Laporan Tahunan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Ke 1 Dari Rencana 2 Tahun, Oktober 2015
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran, Laporan Tahunan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Ke 1 Dari Rencana 2 Tahun, Oktober 2015
Karamba Jaring Apung, produktivitas, Total Factor Productivity
Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki kontribusi produksi perikanan budidaya air tawar terbesar di Indonesia. Kontribusi produksi karamba jaring apung (KJA) terhadap produksi perikanan budidaya air tawar Jawa Barat sangat besar. Dalam lima tahun terakhir cenderung terjadi stagnasi dalam produktivitasnya. Penelitian yang bertujuan menganalisis tingkat dan dinamika produktivitas dalam perikanan budidaya KJA di waduk Cirata Jawa Barat serta faktorfaktor yang mempengaruhinya telah dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Juni 2015. Data diambil dari data sekunder berupa data statistik perikanan Jawa Barat dari tahun 1997 sampai tahun 2013 dan data primer hasil wawancara tahun 2015. Dalam penelitian ini, digunakan Interspatial Total Factor Productivity (TFP) yang merupakan variant dari Tornquist Index untuk menjelaskan perbedaan tingkat produktivitas interspasial sistem budidaya perikanan air tawar di karamba jaring apung Cirata. Indeks Interspatial TFP kemudian diregresikan terhadap luas lahan budidaya, kualitas benih, kualitas pakan untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat index interspatial TFP. Nilai index interspatial TFP tahun 2015 adalah 0,899 menurun dari sebelumnya tahun 2011 sebesar 1,085. Dinamika index interspatial TFP menunjukkan terjadi peningkatan nilai index interspatial TFP dalam rentang periode waktu 1997 sampai 2002, kemudian sejak tahun 2002 sampai tahun 2015 nilai index interspatial TFP mengalami penurunan. Penurunan dalam index interspatial TFP diduga disebabkan karena adanya penurunan kualitas lingkungan perairan dan lambatnya peningkatan teknologi dalam budidaya perikanan air tawar. Hasil regresi memperlihatkan variabel kualitas benih dan kualitas pakan memainkan peran paling dominan terhadap peningkatan nilai index interspatial TFP.