Abstrak RSS

Produksi, Standarisasi, Legalisasi, Dan Pemasaranformula Insektisida Botani Ekstrak Biji Azadirachta Indica Dan Barringtonia Asiatica

Produksi, Standarisasi, Legalisasi, Dan Pemasaranformula Insektisida Botani Ekstrak Biji Azadirachta Indica Dan Barringtonia Asiatica
Dr. Danar Dono, Ir., MSi., Rani Maharani, PhD., Yusup Hidayat, SP., MPhil., PhD., Lindung Tri Puspasari, SP., MSi., Suryadi Abdul Gani, SP.
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) Tahun ke-1 dari rencana 3 tahun, Oktober 2015
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Laporan Akhir Riset Andalan Perguruan Tinggi Dan Industri (RAPID) Tahun ke-1 dari rencana 3 tahun, Oktober 2015
, ,

Indonesia memiliki keragaman tumbuhan yang tinggi yang potensial untuk dikembangkan sebagai sarana pengendalian hama. Azadirachta indica, Melia azaderach (Meliaceae) dan Barringtonia asiatica (Lecythidae) merupakan tumbuhan yang mempunyai bioaktivitas terhadap berbagai serangga hama tanaman. Setelah aktivitas insektisida bahan tumbuhan diketahui, untuk penggunaannya diperlukan bentuk formulasi guna memudahkan aplikasinya di lapangan dan untuk mengatasi kelemahan penggunaan dengan pelarut air. Selain itu, pembuatan formulasi ini dapat meningkatkan penyimpanan, penanganan, keefektifan dan keamanannya. Data pertumbuhan pertanian organik di Indonesia yang terus meningkat hingga 5% per tahun dengan nilai sekitar 10 Milyar (Data Aliansi Organis Indonesia, 2013), artinya ada peluang pengembangan pestisida organik (botani/nabati). Jika kita mampu mengisi 10% dari kebutuhan produk pertanian organik, khususnya insektisida botani, maka terdapat nilai cukup baik (1 Milyar). Peluang pasar sarana produksi pertanian organik berupa insektisida botani di Jawa Barat cukup menjanjikan yaitu sekitar 10.000 liter produk pertahun Oleh karena itu, penggunaan insektisida botani harus ditingkatkan termasuk ketersediaan dan kemudahan memperolehnya dalam rangka menunjang penerapan pertanian organik yang dewasa ini mendapat perhatian serius dari berbagai fihak baik pemerintah dan non goverment organization (NGO). CV Agri Sagira Parahyangan sejak didirikan tahun 2007 telah merintis usaha dalam bidang penyediaan sarana produksi pertanian misalnya media tumbuh tanaman, pengadaan bibit tanaman, pupuk organik dan anorganik, pembuatan pestisida yang meliputi pencampuran dan memformulasikannya. Produk yang sudah dihasilkan dan dipasarkan antara lain Hyphos45 dan Sentra Foliar R (pupuk cair), sedangkan produk sarana pengendali hama tanaman masih sangat sederhana berupa campuran dari beberapa tanaman misal cengkeh dan tembakau yang dikemas dalam bentuk butiran dan dipasarkan secara non formal karena produk tersebut belum berizin. Oleh karena itu produk insektisida tersebut perlu ditingkatkan teknologinya dan dapat dipasarkan secara legal karena berizin. Penelitian dilakukan untuk: 1) memproduksi formula dan mempelajari bioaktivitas formulasi emulsifiable concentrate dan wetable powder ekstrak biji A. indica dan B. asiatica sebagai sarana pengendalian berbagai serangga hama pengganggu pada tanaman kedelai dan pangan (padi). Organisme pengganggu tanaman tersebut antara lain ulat penggerek polong Maruca testulalis, hama polifagus pemakan daun Spodoptera litura, penggerek batang padi (Schirphophaga incertulas) dan wereng coklat (Nilaparvata lugens) yang dapat mengakibatkan kerugian yang besar jika tidak dilakukan tindakan pengendalian. Formulasi yang dirancang tersebut diharapkan memiliki efisiensi dan efektifitas yang tinggi dan lebih aman terhadap organisme bermanfaat misalnya parasitoid dan predator dalam pengujian di laboratorium dan di lapangan. Efisiensi dan efektifitas dapat diupayakan dengan pencampuran bahan insektisida botani dengan bahan botani lainnya, 2) Standarisasi produk formula insektisida: Formula insektisida yang dihasilkan harus memiliki jaminan qualitas yang baik dari aspek teknis sebagai contoh besarnya kandungan bahan aktif diketahui secara tepat, stabilitas formulasi, dan masa kadaluarsa. 3) Produk insektisida yang sudah distandarisasi harus terdaftar dan berizin dari lembaga yang berwenang yaitu Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) dan Komisi Pestisida, serta 4) Pemasaran produk insektisida yang telah dihasilkan. Penelitian menghasilkan produk utama berupa formulasi insektisida botani baru berupa formulasi cairan pekatan dan tepung, yang berasal dari ekstrak biji A. indica dan B. asiatica yang merupakan teknologi tepat guna dan dapat dipergunakan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) dan dipatenkan. Selain itu, hasil penelitian dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmian dan dapat memperkaya bahan ajar. Hasil penelitian tahap pertama yang telah dilakukan meliputi: a. Fraksinasi/pemisahan ekstrak A. Indica (senyawa murni azadirakhtin) dan uji hayatinya, b. Disain formulasi cair (Emulsifiable Concentrate dan Soluble Concentrate), c. Uji toksisitas formulasi, d. eksplorasi insektisida botani yang berefek sinergi dengan ekstrak biji A. Indica atau B.asiatica, dan e. Uji efikasi formula ekstrak A. Indica, dan f. Pengukuran kadar Azadirakhtin untuk standarisasi formula yang telah berhasil dibuat. Formula minyak Azadirachta indica yang berhasil dibuat yaitu A. Indica 50 EC (kadar bahan aktif azadirakhtin 3,32%) dan formula B. asiatica 30 EC. Lethal Concentration 50 (LC 50) pada 10 dan 12 hari setelah perlakuan yaitu berturut-turut 0,65% dan 1,1% terhadap larva serangga polifagus Spodoptera litura. Kedua formulasi tersebut memiliki kelarutan yang baik saat pengenceran namun untuk formula minyak A. Indica kurang stabil setelah 15 menit pencampuran dengan air. Diperoleh tumbuhan dengan toksisitas tertinggi yaitu tumbuhan Bintaro, Cerbera odollam, dan pada konsentrasi 0,1% ekstrak tumbuhan tersebut mengakibatkan mortalitas serangga uji Crocidolomia pavonana 73%. Ekstrak tumbuhan tersebut memberi harapan menjadi bahan campuran formula A. indica dan B. asiatica. Untuk meningkatkan toksisitas dan efisiensi formula. Hasil pengujian campuran ekstrak tumbuhan diperoleh campuran ekstrak yang paling toksik yaitu campuran ekstrak biji Barringtonia asiatica dengan Annona muricata (rasio campuran 1: 1). Campuran ekstrak pada konsentrasi 0,1% mengakibatkan mortalitas seranggauji sebesar 100% pada 4 hari setelah perlakuan. Selain itu campuran juga berpengaruh terhadap aktivitas makan larva dan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ekstrak bahan insektisida. Hasil pengujian efikasi pada pertanaman kedelai formulasi ekstrak biji A. Indica (Azadin 50 EC) efektif terhadap hama utama tanaman kedelai dengan konsentrasi aplikasi 2%, sedangkan aplikasi pada konsentrasi 2,5 % dan 3 % mengakibatkan fitotoksik terutama pada konsentrasi 3%.

Download: .Full Papers