Abstrak
Jejaring Komunikasi Dalam Penyebaran Informasi Obat Herbal Dikalangan Pengguna
Lukiati Komala, Hanny Hafiar, Priyo Subekti
Universitas Padjadjaran, Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. lII No. 1 April 2016, ISSN : 2355-0287 , https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika, https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika/article/view/908/1084
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol. lII No. 1 April 2016, ISSN : 2355-0287 , https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika, https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika/article/view/908/1084
Communication, herbal medicine, jejaring, komunikasi, medicinal plant, network, obat herbal, Tanaman obat
Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintesis. Walaupun demikian bukan berarti tanaman obat atau obat tardisional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila penggunaannya kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui infonnasi yang memadai tentang kelebihan dan kelemahan serta kemungkinan penyalahgunaan obat tradisional dan tanaman obat. Dengan infonnasi yang cukup diharapkan masyarakat lebih cennat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat dalam upaya kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana jejaring komunikasi dalam penyebaran informasi mengenai obat herbal pada masyarakat pengguna obat obatan herbal. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan data kualitatif yang dikumpulkan melalui penyebaran angket terbuka, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini antara lain: penyebaran informasi obat obatan herbal dalam jejaring komunikasi dalam komunitas pengguna obat obatan herbal, meliputi sumber yaitu keluarga, saudara, kerabat yang dikenal, teman, dan penjual jamu. Adapun pihak kornunikasnnya meliputi: keluarga, saudara, teman, tetangga dan pembeli. Sedangkan usulan yang dapat disarankan adalah pemerintah sebagai pihak pengatur regulasi dan pelaksana kebijakan sebaiknya menarnbah media-media komuniasi guna penyebaran informasi yang tepat mengenai jamu, melalui pembuatan media-media yang disesuaikan dengan keterjangkauan .masyarakat yang mengkonsumsi jamu di Indonesia, agar masyarakat dengan mudah dapat memperoleh pencerahan infonnasi, sehingga pemanfaatan jamu yang bersifat “katanya” dapat secara bertahap dikurangi untuk menghindari kesalahan informasi.
Many people believe that herbal medicines or traditional medicines arc relatively safer than synthetic medicine. But then, if it is not consumed properly, it is not safe to say that herbal or traditional medicines have no harmful side effects. To make sure an optimal consumption, adequate information on the benefit and disadvantage of herbal or traditional medicine is required to prevent the misuse of it. With adequate information, it is hoped that people would be more mindful in consuming the traditional or herbal medicine. The purpose of this research is to understand herbal medicine consume, communication network in information dissemination. Method of research applied is descriptive with qualitative data through open survey questionnaire, observation, and interviews. The findings of this research shows that information dissemination of herbal medicines sources includes: family, relatives, friends, and “jamu ” sellers. While the communicator includes: family, relatives, friends, neighbours, and buyer. The suggestion coming from this research are: government as a regulatory and policymaking institution should increase the number of communication media for information dissemination on “jamu “. The communication media should be able to reach consumer of “jamu “, so that the public would receive information easily on the consumption, which gradually will reduce the misuse of “jamu “for the consumer.