Abstrak
Bahasa Dan Iklan Rokok Di Televisi
Asep Suryana, Dadang Sugiana, Agus Setiaman
Universitas Padjadjaran, Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia Mengenang Kiprah J.S. Badudu Dalam Pengembangan Bahasa Indonesia 27 Oktober 2016, Penerbit Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia Mengenang Kiprah J.S. Badudu Dalam Pengembangan Bahasa Indonesia 27 Oktober 2016, Penerbit Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
bahasa, iklan komersial, inkonsistensi, pesan, produk, visual
lklan komersial yang banyak ditayangkan dalam televisi, khususnya iklan rokok memperlihatkan adanya inkonsistensi antara apa yang dikatakan dengan kernyataan yang sebenarnya. Padahal, menurut teori Whrof, pandangan seseorang tentang dunia dibentuk oleh bahasa, dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda pula. Inkonsistensi antara produk yang ditawarkan dengan pesan yang disampaikan, serta visual yang ditampilkan tampak dalam iklan rokok di televisi. Namun demikian, dalam kenyataannya, apa yang dihasilkan dari iklan yang disampaikan tersebut dapat menjaga stabilitas konsumen untuk tetap merokok dengan merk yang diiklankan tersebut. Yang menarik untuk dikaji dari fenomena ini adalah apa yang dipikirkan dan dipersepsikan konsumen berkaitan dengan isi pesan iklan dan visual yang ditampilkan serta penilaian terhadap performa rokok yang ditawarkan. Untuk mengkaji aspek ini, metode yang digunakan adalah melalui focus group discussion (FGD) dengan responden dengan kriteria: perokok, pernah menyaksikan iklan rokok di televisi. Selain FGD, untuk menganalisis temuan hasil kajian, juga dilakukan observasi dan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Bahasa yang digunakan dalam alur cerita iklan mampu memperrnudah dalam mengingat terhadap produk yang diiklankan, (2) Melalui visual yang ditayangkan responden mampu menyandi apa yang ditayangkan ke dalam bentuk kata-kata, (3) Bahasa dan visual sebagai satu kesatuan mampu menguatkan keinginan responden untuk tetap merokok walaupun ada peringatan bahaya merokok, (4) Iklan rokok dianggap sebagai simbol eksistensi rokok yang diiklankan.