Abstrak
Keberfungsian Sosial Buruh Perempuan Pada Sektor Industri Dalam Keluarga
Dessy Fitri Pratiwi, Hadiyanto A. Rachim, Rudi Saprudin Darwis
Universitas Padjadjaran, PROSIDING KS: RISET & Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat VOLUME: 2 NOMOR: 2 HAL: 147 - 300, 2015, ISSN: 2442-4480, DOI: https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2, https://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13539/6325
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
Universitas Padjadjaran, PROSIDING KS: RISET & Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat VOLUME: 2 NOMOR: 2 HAL: 147 - 300, 2015, ISSN: 2442-4480, DOI: https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2, https://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13539/6325
faktor ekonomi, jam kerja, keberfungsian sosial, konflik, peran ganda.
Partisipasi buruh perempuan dalam sektor industri telah menggeser komitmen sebagai ibu rumah tangga. Keterlibatan buruh perempuan di sektor industri tidak sedikitnya karena masalah ekonomi. Dalam hal ini buruh perempuan dihadapkan dengan dua tuntutan peran, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah yang menuntut kewajiban dan tanggung jawab dilakukan secara bersamaan. Adapun dilematis peran ganda yang buruh perempuan rasakan adalah perasaan bersalah kerap muncul manakala buruh perempuan dihadapkan pada situasi yang mengharuskan keberadaannya di tengah keluarga. Jam kerja yang panjang dan tidak teratur membuat buruh perempuan sulit mengatur tugas sebagai ibu rumah tangga. Karena sebagian besar waktu buruh perempuan adalah di tempat kerja untuk mengejar target produksi. Dilematis yang dirasakan buruh perempuan akan menimbulkan konflik-konflik yang cukup pelik dalam diri buruh perempuan maupun dalam keluarga. Tak jarang buruh perempuan mengalami emosi tidak stabil, stress, mudah marah, sering kelelahan dan gangguan kesehatan. Selain itu, tak jarang menimbulkan perselisihan dengan anggota keluarga, hilangnya komunikasi, serta disfungsionalitas dalam keluarga. Akibatnya keberfungsian sosial buruh perempuan dalam keluarga tidak dapat dilakukan secara efektif, sehingga akan menimbulkan permasalahan yang dapat mengurangi kualitas hidup buruh perempuan. Dalam hal ini pekerja sosial berperan untuk membantu buruh perempuan untuk dapat meningkatkan kemampuan buruh perempuan dalam menjalankan perannya, pemenuhan kebutuhan dasarnya, memperbaiki relasi buruh perempuan dengan anggota keluarganya, serta mampu mengatasi masalahnya dalam keluarga dengan cara memperbaiki komunikasi di antara anggota keluarga. Selain itu, kebijakan dari pemerintah maupun perusahaan mengenai jam kerja perlu dikaji kembali, khususnya untuk perempuan.