Abstrak
Efektifitas Asam Asetat Dalam Ekstraksi Asam Fitat Pollard – Effectiveness Of Aceticacid In Extraction Of Phytic Acid From Pollard
Iman Hernaman
Unpad
Indonesia
Unpad
acetic acids, asam asetat, asam fitat, ekstraksi, extraction, phytic acid, pollard
Fitat banyak ditemukan dalam biji-bijian. Senyawa dapat dkestraksi dengan pelarut asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak asam fitat dari pollard dengan menggunakan asam asetat pada konsentrasi 0,1, 0,5, 1, dan 5%. Pollard difraksinasi dengan vibrator ball mill untuk menentukan distribusi asam fitat. Larutan asam asetat pada konsentrasi 1% digunakan untuk menghasilkan asam fitat dari pollard dengan rasio 1:1; 1:1,5; 1:2; dan 1:3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksinasi pollard menghasilkan kandungan asam fitat yang berbeda. Fraksi 16, 30, dan 50 mesh memiliki kadar asam fitat yang hampir sama, namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan saringan nomor 100 dan 400 mesh. Kadar asam fitat pollard lebih tinggi dari fraksinya. Asam fitat dapat terlepas dari pollard dengan menggunakan asam asetat. Penggunaan asam asetat 1% pada perbandingan 1:3 menghasilkan asam fitat tertinggi sebesar 23,83 g/kg.
Phytate is commonly found high in cereals grain. This compound can be extracted with acid solution. The purpose of this study is to extract phytic acid from pollard using acetic acids at concentration of 0.1, 0.5, 1, and 5%. Pollard was fractionated using vibrator ball mill to evaluate the distribution of phytic acid in the particle of pollard. One percent of acetic acid was used to produce phytic acid from pollard at ratio of 1:1; 1:1.5; 1:2; and 1:3. The fraction having particle size of 16, 30 and 50 mesh had similar phytic acid content. The results indicated that phytic acid content of these fractions was higher than that of 100 and 400 mesh fractions. Whole pollard had higher phytic acid content than its fractions. Phytic acid in pollard can be extracted by 1% acetic acid solution. Extraction of phytic acid contained in pollard using 1% acetic acid solution at ratio of 1:3 produced 23.83 g/kg.