Abstrak RSS

Candi Sukuh Dan Ceto Di Kawasan Gunung Lawu: Peranannya Pada Abad 14 – 15 Masehi – Sukuh and Ceto temple on the mount Lawu teritory: Fungtional concern at 14 – 15 C

Candi Sukuh Dan Ceto Di Kawasan Gunung Lawu: Peranannya Pada Abad 14 – 15 Masehi – Sukuh and Ceto temple on the mount Lawu teritory: Fungtional concern at 14 – 15 C
Etty Saringendyanti
Unpad
Indonesia
Unpad
, , , , ,

Candi Sukuh dan Ceto terletak di lereng barat Gunung Lawu, yang secara administratif terletak di perbatasan antara Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Magetan, Propinsi Jawa Timur. Gunung Lawu saat ini merupakan salah satu gunung yang terkenal sebagai tempat meditasi bagi sebagian masyarakat penganut aliran kepercayaan, dan biasanya pada setiap tanggal 1 Suro dilakukan upacara Labuhan.

Candi Sukuh dan Ceto berbentuk bangunan teras berundak. Teras-terasnya berupa susunan teras halaman. Bangunan induk candi Sukuh dan Ceto berbentuk piramid terpancung. Arca dan relief yang ditemukan, menggambarkan bentuk manusia, binatang, dan simbol, antara lain sepasang arca penjaga, arca lembu, gajah, garuda, dan kura-kura, yoni, lingga berbentuk phallus dalam ukuran besar dan kecil, serta lingga berbentuk phallus yang digambarkan berhadapan dengan vagina, penggalan cerita Sudamala, Garudeya, Samudramanthana, pandai besi, dan Nawaruci. Dari artefak yang ditemukan kedua candi itu merupakan candi yang diperuntukan bagi penganut agama Hindu Saiwa dalam menjalani upacara diksa.

Sukuh and Ceto temple were located at the western of mount Lawu, exactly between on district Karanganyar of central Java and district Magetan of east Java. In this time, mount Lawu is very popular as a meditation centre for the part of Javanese traditional believed, and usually on 1st Suro is the Labuan event.

The style of Sukuh and Ceto is the terracering buildings, the terraces are the yard of building. The main temple of Sukuh and Ceto like a cutted pyramid, and the statues and reliefs were found as symbolic of human and animal being, and others symbolic too. For example a pair of guard statue (dwarapala), holy cow (nandi), elephant, hawk, turtle, yoni, and lingga were described on big and small phallus, and very specific described is a natural lingga in front of a vagina. Reliefs were found like a part of Sudamala, Garudeya, Samudramanthana, the iron workshop, and Nawaruci tale. Based on the artefactual remains we know both of Sukuh and Ceto are the temple dedicated for the ascentic of Hindu Saiwaism on diksa celebration.

Download: pdf